Sambutan

Kepala Galeri Nasional Indonesia

Tetumbuhan sudah sangat lazim menjadi objek sebuah karya seni lukis. Bisa kita lihat dalam lukisan-lukisan bergaya naturalis yang sempat populer di Indonesia dengan tokoh-tokoh pelukis seperti Raden Saleh, Abdullah Suriosubroto, dan Basoeki Abdullah; seringkali dilukiskan pohon, tanaman, bunga, dan ilalang. Seringnya tetumbuhan tersebut digambarkan sebagai sebuah lanskap pemandangan dengan setting alam secara keseluruhan. Namun tampak sangat berbeda ketika kita melihat lukisan tetumbuhan yang dihasilkan dari seni botani (botanical art). Seni ini justru fokus pada objek tumbuhan tertentu yang digambarkan dengan sangat dekat dan detail sesuai dengan objek aslinya. Garisnya, warnanya, teksturnya, tebal-tipisnya, efek mengkilap (glossy) atau doff, juga detail-detail bagian tumbuhan dilukiskan dengan akurat. Inilah keunikan botanical art.

Seni yang usianya sudah cukup tua ini, karena sudah ada di Indonesia sejak kurang lebih dua abad lalu, nyatanya masih tetap eksis hingga kini. Seni ini semakin dikembangkan oleh para penggiat seni botani, dan tetap dinantikan oleh para pencinta seni botani. Salah satu kelompok penggiat seni botani di Indonesia adalah Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA), yang kali ini berkolaborasi dengan Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, untuk bersama-sama menggelar sebuah pameran bertajuk Ragam Flora Indonesia “Botanical Art: Evoking the Beauty of Science”.

Melalui pameran di Galeri Nasional Indonesia ini, setidaknya kita bisa melihat tiga hal. Pertama, pameran ini memberikan suguhan sekaligus arsip ilmiah estetik yang memberikan ruang bagi penikmat seni untuk mengagumi keindahan seni lukis botani sekaligus mendapatkan informasi/pengetahuan tentang tetumbuhan dengan jarak sangat dekat dan detail-detail yang akurat. Tetumbuhan yang dilukiskan dalam seni botani sangat mirip dengan tumbuhan aslinya sehingga publik bisa mendapatkan gambaran riil tentang tetumbuhan yang menjadi objek lukisan. Kedua, melalui pameran ini kita bisa melihat tingkat kerumitan yang dihadapi para pelukis botani, karena untuk mencapai hasil lukisan botani yang berkualitas membutuhkan daya tangkap yang baik terhadap objek tumbuhan yang dilukis, ketelitian, ketekunan, kesabaran, serta keartistikan. Memadukan sesuatu hal yang ilmiah, estetis, dan juga pembawaan ekspresi masing-masing pelukisnya tentu menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, kolaborasi Galeri Nasional Indonesia serta ketertarikan publik terhadap pameran ini menjadi sebuah bentuk apresiasi yang tinggi bagi pelukis-pelukis botani atas upaya, kerja keras, ketekunan, kesabaran, serta kecintaannya terhadap seni lukis ini. Ketiga, pameran ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi publik terkait edukasi seni, menumbuhkan inspirasi dan kecintaan publik terhadap seni botani, serta turut semakin mengembangkan seni botani di Indonesia.

Akhirnya kami ucapkan selamat kepada Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA), kurator pameran, para peserta pameran, serta berbagai pihak yang turut serta menyukseskan pameran ini. Selamat berpameran, selamat mengapresiasi!

 

Pustanto