Cat air pada kertas
38 x 28,5 cm
2020
Shorea sumatrana (Slooten ex Thorenaar) Desch
Meranti (Indonesia); sengkawang, kedawang, sengkawang besak (Sumatra); balau sengkawang udara,balau sengkawang air, balau merah, sengkawang, tengkawang batu (Malaysia);dan palosale, teng-dong (Thailand).
Dipterocarpaceae.
Asli Indonesia (Sumatra), Malaysia (Semenanjung Malaysia), dan Semenanjung Thailand (kemungkinan sudah punah karena belum ada penelitian lebih lanjut dalam 50 tahun terakhir).
Hutan dipterokarpa campuran yang tidak terganggu pada ketinggian sampai 300 m di atas permukaan laut, di sepanjang tepi sungai yang lambat, lembah, hutan rawa yang tergenang sementara, dan biasanya senang tumbuh di tanah aluvial.
Bentuk buahnya memiliki 5 lobus pendek, warna kuning kecokelatan saat muda, cokelat tua-cokelat tua dan berkayu saat masak. S. sumatrana berkerabat dekat dengan S. seminis, dari keseluruhan karakter morfologinya hampir sama, yang membedakan hanya jumlah benang sari (stamen); di S. sumatrana jumlah benang sari berjumlah 25, sedangkan di S. seminis benang sari berjumlah 30–40.
Kayu untuk konstruksi dan menghasilkan resin; lemak dari biji sayur bisa digunakan untuk pengganti mentega cokelat, mengobati masalah kulit, membuat sabun dan lilin.
Biji.
Menurut data IUCN Red List (2020), jenis ini masuk dalam status konservasi terancam punah (EN: genting atau terancam).