Dyan Anggraini merupakan pesona yang special dalam senirupa Indonesia. Selain ia menjadi perupa yang aktif dalam kehiduapn senirupa, Menggagas ruang ekspresi bagi anak-anak dalam wadah kegiatan "Art for Children" dan menggagas terbitnya media Seni Budaya "MataJendela" yang hingga kini masih terus berlangsung, pada waktu yang sama ia juga menjadi pegawai negeri pada kurun waktu 1989- 2011. Dyan diangkat menjadi Kepala Taman Budaya Yogyakarta pada tahun 2004. Dibawah pimpinnanya sampai 2011 Taman Budaya yang bertanggung jawab atas perkembangan seni dan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan berkembang menjadi institusi yang progresif yang siap menghadapi dinamika yang brubah-ubah di dunia seni.
Dalam posisinya sebagai Kepala Taman Budaya, Dyan memfasilitasi ArtJog, mendekatkan para artis pada Taman Budaya sebagai rumah sendiri. Saat menjelang purna tugas, dan masih menjabat sebagai Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Dyan melepaskan Biennale Jogja dari program rutin Taman Budaya Yogyakarta yang berlangsung sejak tahun 1988, diserahkan kepada Yayasan Biennale Yogyakarta yang dibentuk tahun 2010 sebagai penyelenggara Biennale Jogja.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menganugerahkan Anugerah Budaya 2019 dalam kategori pelaku dan pelestari.
Seiring dengan majunya Taman Budaya dibawah pimpinannya, Dyan Anggraini masih sempat berkarya sebagai perupa, dan mengadakan pameran tunggal sebanyak 9 kali.
CB/Dyan A.
2018
Variable dimension
Metal sheet, kebaya clothes
Kedudukan 'Perempuan-Bunda' mengandung titah suci yang seringkali berhadapan dengan rintangan dan bahaya dalam hidupnya.
2022
150 x 250 cm
Pencil and oil on canvas
Daya kritis perempuan atas jiwa merdeka, kuat, mampu menguasai diri, dan menjadi pagar keselamatan yang mendorong memberikan kemerdekaan hidup.
2012
24 pieces, 30 × 22 cm each
Ink on found paper sheets
Otokritik atas sebuah teks yang sedang membicarakan budaya birokratisme yang penuh praktik seremonial.
2020
150 x 250 cm
Pencil and oil on canvas
Perempuan memiliki kedudukan yang tinggi, karena perempuan adalah ibu dari turunan manusia.Atas 'kodratnya' sebagai pemangku keturunan yang mengisyaratkan gugusan nilai- nilai tentang kasih sayang, pengorbanan, kekuatan, kelembutan, dan kebijakan hidup yang saling berkelindan. Namun peranan perempuan seringkali tidak dibahas karena dianggap sebagai sesuatu yang alamiah.Bagaimana jika perempuan bertiwikrama atas sesuatu yang dianggap melangar nilai kebenaran?
2021
Variable dimension
Fiberglass, metal, ink
Langkah panjang melelahkan, penuh rintangan, menyakitkan, namun tetap melangkah ke depan dalam sabar, ihlas.....menjadi kekuatan yang nenghantar sampai tujuan
2004
80 x 60 cm
Akrilik di kanvas
2020
145 x 125 cm
Pencil and oil on canvas
Dua kehidupan zaman yang berbeda, menghadirkan kontestasi identitas dan karakter manusia dalam kompleksitas kehidupan modern yang memunculkan tafsir atas perempuan dalam situasi yang berubah. Sehingga ada tuntutan bagi perempuan untuk memaknai kembali peran dan cara pandang dalam menumbuhkan kesadaran melalui dialog yang menjadi titian atas nilai budaya di masing-masing zamannya.