Indah Arsyad adalah seorang landscape architect dan insinyur teknologi lingkungan yang juga menjadi perupa andalan. Karya karyanya mewakili dia sebagai perupa multi media dengan tema tema yang berhubungan dengan isu identitas dengan wacana sosial politik, budaya dan masalah urban serta kaitannya dengan science dan climate change. Sebagai insiyur landscape dan teknologi lingkungan, karyanya menandakan kepedulian pada obyek berkaitan dengan ruang..
Karya instalasi Racing Minds pada pameran Second Opinion di Bentara Budaya Jakarta, misalnya memperlihatkan visi yang futuristic, instalasinya terdiri dari 21 ban mobil terbuat dari resi putih yang seakan diterbangkan ke angkasa oleh sayap terbuat dari bulu angsa putih.
Semula kondisi pribadi sebagai perempuan memicu perhatian yang intense ke isuisu identitas, terkhusus identitas perempuan. Foto foto hitam putih yang dibuat dengan hp biasa menghasilkan imej imej yang menggugah. Kemudian Indah ikut dalam pameren Kitab Visual Ianfu dimana instalasinya berjudul Monsho merupakan semacam chandlier terbuat atas 1000 kondom. Indah kemudian membuat beberapa karya dengan video art.
Semula kondisi pribadi sebagai perempuan memicu perhatiannya pada kondisi perempuan dan umat manusia pada umumnya, termasuk kecemasan mengenai budaya global yang semakin mengburkan identitas sebenarnya.
Perhatian yang berlapis lapis terhadap kondisi manusia kemudian membuahkan instalasi raksasa yang membuat analogi perubahan yang mengubah kehidupan seseorang dengan metamorfosa yang terjadi pada kupu kupu. ‘identitas kita berlapis lapis, dan ketika masa lalu bertransformasi ke masa kini, maka hal itu akan memicu sebuah identitas baru.
Pada tahun 2019 ia membuat suatu mahakarya yang disebut Butterfly/Kupu kupu dan menjadi bagian dari pameran Sengkarut Identitas yang diadakan di Galeri Nasional Indonesia.
Karyanya merupakan narasi konseptual yang divisualisasi mengenai perubahan identitas akibat pengaruh globalisasi di dalam kehidupan social politik maupun social budaya masyarakat .
Karyanya yang merupakan proyeksi ke dinding mengingatkan pada tehnik wayang, tapi visualnya mengandung roh masa depan yang menarik roh dari masa lalu ke masa depan.
Dalam prosesnya, Indah membuat foto dari subyeknya, yaitu 7 orang o yang dari berbagai latar belakang dan dua generasi berbeda beragam latar belakang, dengan perbedaan sosial, budaya, kelas ekonomi, dan agama yang dalam hidup mereka mengalami perubahan akibat berbagai alasan seperti perpindahan, modernisasi dll. Kemudian foto foto itu dicetak diatas lembaran acrylic transparent dengan di grafir drawing- drawing berupa symbol-symbol mithologi wayang kulit, lalu lembaran akrilik tersebut menjadi layar yang ditembak oleh cahaya menggunakan lampu flood light LED dan senter LED dengan nuansa warna-warni. Hasilnya merepresentasikan pewayangan kulit tetapi secara universal yaitu sebagai bayangan budaya masa lalu setiap identitas yang akan berubah sesuai perubahan social budaya maupun social politik yg di jalani dalam suatu kehidupan.
Karya baru yang masih dalam proses dan akan berjudul The Breath Karya adalah instalasi multi media yang merupakan gabungan antara Art, Science, Teknologi dan Budaya.
Karya ini terinspirasi dari isu2 yang terjadi di tahun 2020 yaitu perjuangan aktual Pandemik dan juga isu perubahan iklim global, dimana isu2 memiliki satu esensi umum yaitu pernafasan dengan simbol oksigen.
Karya instalasi terdiri dari drawing charcoal , fotografi dan digital video menggambarkan lautan yg mengandung phytoplankton yang memproduksi 70 % oksigen di bumi yang di hubungkan dengan symbol dari mythology Jawa yang merupakan symbol keterkaitan antara pemerintahan yang adil dan alam semesta dengan segala elemen yang merupakan sumber kehidupan di bumi.
Dalam proses pembuatan karya ini Indah melakukan riset pengambilan data lapangan, open dialog dengan masyarakat setempat dan bekerja sama dengan Lembaga Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.
CB/Indah A.
2020
60 x 60 x 5 cm
Multimedia (acrylicdi atas canvas dan grafir di atas lembaran acrylic)
Konteks karya adalah perjuangan dunia terhadap krisis global yang terjadi di tahun 2020, yaitu seluruh dunia melawan Pandemi dan menghadapi perubahan iklim global. Di mana semua yang terjadi di dunia mempunyai interaksi anatar manusia dan alam semesta yang saya kaitkan dengan philosophi mithologi Jawa Kuno yaitu tentang keseimbangan alam.
2019
3.5 x 8 m
Multimedia fotografi dan grafir di atas lembaran acrylic di proyeksikan LED light dan LED flash light.
Narasi konsepsual krisis Identitas budaya akibat pengaruh Global. Karya ini terdiri dari 6 subyek yang berbeda latar belakang budaya, social ekonomi dan generasi.
2015
Diameter 1.5 m, tinggi 3 m
1000 kondom okamoto, fiber cetakan kondom dan Iron/besi
Karya Instalasi ini adalah Chandelier dari bentuk symbol kekaisaran Jepang, yaitu bentuk kelopak bunga seruni yang terdiri dari 1000 kondom Okamoto. Karya ini adalah bentuk solidaritas kepada para wanita penghibur yang dipaksa oleh tentara Jepang secara resmi dari pemerintahan Jepang (Kaisar jepang sebagai panglima tertinggi) pada masa perang dunia ke dua.
2008
1.5 x 1.5 m
Acrylic on canvas
Kesadaran conscious dan unconscious masyarakat urban terhadap rutinitas kehidupan dalam perjalanan lalu lintas perkotaan.
2010
4 x 6 x 1 m
Resin, kerangka kawat dan bulu angsa
Konteks karya kemacetan lalu lintas perkotaan dapat mengubah pikiran-pikiran negatif masyarakat urban tentang perkotaan menjadi visi yang berimajinatif futuristic. Karya instalasi ini adalah menggabungkan unsur ruang dan lingkungan. Instalasi, terdiri dari 21 cetakan roda mobil dengan sayap2 dari bulu angsa.
2021
3 x 4.5 m, durasi 15 menit
Digital video instalasi (digital video proyeksikan ke 6 screen hologram).
Konteks karya tentang identitas budaya bangsa dari pengaruh social, buda, ekonomi dan politik dari sejarah jalur rempah. Karya Digital video instalasi ini terdiri dari drawing2 dari tokoh2 yang berpengaruh dalam sejarah jalur rempah yang di coding program computer menjadi digital animasi dan di scroring dengan sound yang di buat dari beberapa genre music.
2021
6 mins 43 sec (looped)
Video projection, acrylic boxes, glass vessels, water, sound
Konteks karya adalah kebutuhan bumi akan oxygen, aktivitas manusia dengan eksploitasi alam secara besar2ran mengakibatkan perubahan iklim global. Karya ini adalah penelitian secara laboratorium tentang phytoplankton yang terkandung dalam lautan yang merupakan sumber produksi oksigen 70% di muka bumi dan penelitian lapangan dengan pengambilan sample air laut di 3 titik lautan Indonesia yang rentan akan pencemaran air laut. Digital animasi simbol2 dari wayang adalah mempunyai makna atau philosophi budaya Jawa tentang keseimbangan alam semesta yang di kaitkan dengan sains yaitu tentang pemaknaan sumber oksigen di muka bumi. Penelitian laboratorium bekerja sama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional)