Titarubi

Titarubi

Titarubi merupakan perempuan perupa pertama dan satusatunya yang melibatkan diri dengan represi dalam sudut pandang sejarah kolonial. Resetnya yang terkini mengenai kapal, perkapalan dan perdagangan dibawah pemerintahan kolonial di Indonesia merupalan momenetum penting dalam sejarah seni rupa kontemporer Indonesia. Selama hampir tiga decade Titarubi secara konsisten melawan kombinasi stereotype dan konstruksi kultural disamping juga represi social, politik da nrepresi sejarah yang terkait.

Pada tahun 1994 Tita yang menentang penutupan majalah Tempo oleh pemerintah menghancurkan instalasi yang ia telah persiapkan sebagai tugas akhir untuk ujian FSRD di ITB.

Lewat karyanya Bayang Bayang Maha Kecil pada pameran tunggalnya tahun 2000, ia mengkritisi pelajaran untuk anak kecil yang diharuskan menghafal doa doa yang tidak mereka mengerti. 

Mengenai kesetaraan jender, ia mengaburkan batasan karakteristik perempuan dan laki2 dengan instalasinya Bodyscape di CP Biennale 2005, begitu juga pada patung Surrounding David 2008, ketika ia membalut figur laki2 dengan kain renda.

Namun, adalah isu sejarah dan represi colonial Belanda yang menjadi pusat perhatian, dan yang membuatnya menggali sejarah masa lalu Nusantara.

Dari risetnya mengenai pulau pulau rempah terlahirlah cerita biji pala, suatu komoditas yang diincar kaum colonial Belanda, Inggeris dan Portugis yang terlibat dalam perang berdarah demi memperoleh monopoli untuk perdagangan di kepulauan Banda, yang pada waktu itu merupakan satusatunya tempat untuk tanaman pala .

Tita merasa iba ketika mengetahui Cerita pembantaian keji dan perbudakan yang terjadi pada masyarakat kepulauan itu pada tahun 1621. Iapung merasa terpesona bagaimana biji pala yang kecil itu dapat berperan begitu dahsyat pada perang antara Belanda, Inggeris dan Spanyol.

Pada waktu itu biji pala telah menjadi komoditas yang sangat laku dan harganya diukur dengan emas.

Tita memvisualisasi semua itu dengan karya patungnya berjudul Imago Mundi (2013) yang dihadirkan dengan jubah yang terdiri dari sekitar 12.000 butir biji pala yang dilapisi emas.Jubah pala tersebut kemudian hadir dalam berbagai versi, seprti dalam karya Halucinogenic (2014), History Repeats Itself (2016) dan Unbearable Darkness (2016). Karya Tita di pavilion Indonesia, Biennale di Venezia tahun 2013, kembali menyebut zaman colonial Belanda. Karya Shadow of Surrender. berupa sejumlah bangku sekolah zaman colonial. Tahun 2016 jubah biji pala yang dilapisi emas kembali dengan karya History Repeats Itself di Bienale Singapura yang ke 5.

Titarubi masih terobsesi dengan sejumlah pertanyaan mengenai perdagangan yang konon ramai pada zamannya. Tita masih bergumul dengan pertanyaan mengenai jenis kapal apa yang gerangan ada pada waktu itu, kenapa kebudayaan bahari dan kejayaan perdagangan surut, maka ia memutuskan untuk masuk kampus lagi, menjadi mahasiswa pada jurusan Sejarah fakultas Ilmu Budaya.

Di Candi Borobudur Tita mendapatkan model kapal yang mungkin menjadi tipe kapal dahulu kala, pada era abad ke 8. Berdasarkan apa yang dapat ditangkap dan dibaca dari salah satu relief di Borobudur, Tita kemudian merekonstruksi sebuah kapal yang kini dipajang di lapangan udara Ahmad Yani di Semarang.

Titarubi merupakan anggota pendiri dari Indonesian Contemporary Art Network (iCAN) yang mempromosikan karya seni multi disiplin. Ia juga merupakan salah satu pendiri Forum Rempah yang berfokus pada sejarah dan budaya rempah di Nusantara.

CB/Titarubi

Karya

Bayang-bayang Maha Kecil

Bayang-bayang Maha Kecil

2004

150 x 30 x 30 cm

Ceramic stoneware, glass, lamp & wood base


Bodyscape

Bodyscape

2005

Variable dimensions

Cloth, lamp, resin


History Repeats Itself

History Repeats Itself

2016

Variable dimension

Gold-plated nutmeg, copper-plated wood, nickel-plated wood, burnt wood, sampan, wood, aluminium, copper and light


Imago Mundi

Imago Mundi

2013

213 x 101 x 80 cm

24k Gold plated nutmegs, gold leafs on book, burned wood, stainless steel and globe


Kisah Tanpa Narasi

Kisah Tanpa Narasi

2008

Variable Dimension

Ceramic, Iron, Wood, Carpet


Shadow of Surrender

Shadow of Surrender

2014

214 x 80 x 68 cm

Acrylic beads and stainless