Setiawan Sabana lahir 10 Mei 1951 di Bandung. Menempuh pendidikan sarjana seni rupa di Jurusan Seni Rupa ITB dan lulus pada tahun 1977, setelah itu melanjutkan studi master dalam bidang yang sama dan meraih gelar MFA (Master of Fine Art) pada tahun 1982 dari Art Department, Northern Illinois University. Meraih predikat Doktor pada tahun 2002 dari Program Studi Pasca Sarjana Seni Rupa ITB dengan disertasi berjudul Spiritualitas dalam Seni Rupa Kontemporer di Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina sebagai Wilayah Kajian. Pada tahun 2006, mendapat jabatan tertinggi sebagai Guru Besar Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Pada tahun 2021 ini, Setiawan Sabana telah sampai pada waktu pensiun dari masa baktinya sebagai pengajar di kampus Seni Rupa ITB.
Di bidang akademik, Setiawan Sabana telah melakukan banyak topik penelitian dan berperan sebagai ketua peneliti. Beberapa penelitian yang telah dilakukan, di antaranya: Identifikasi Permasalahan Seni Rupa di Jawa dan Bali (2006); Pola Pewarisan dan Sistem Inovasi dalam Industri Kecil di Bali (2008); Ketua Peneliti Peranan Multi-Aktor dalam Konstruksi Industri Kreatif Nasional (2016); Sejarah Seni Grafis Indonesia: Bandung (2017).
Sebagai seniman telah terlibat dalam berbagai pameran bersama dalam skala nasional maupun internasional, di antaranya: Venice Biennale 46th: Exhibition of Art from Islamic Country (1995); International Artists Camp, Aborigines Station, Australia (1997); 15th Asia International Art Exhibition; CP Biennale (2003); Paperium 1- 4 (2013-2015); 2nd International Jogja International Mini Print Exhibition (2016); Biennale Semarang I, Galeri Semarang, Semarang (2016); Biennale Jateng #2, Semarang (2018).
Setiawan Sabana juga telah menggelar beberapa pameran tunggal, antara lain: pameran di Gallery 200 Visual Art Building, Northern Illinois University, De Kalb, USA (1982); Waas, Gallery Hidayat, Bandung (1994); Legenda Kertas, Bentara Budaya Jakarta (2006); The Cosmos Of Paper, University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia (2013); Diagnosis: Kiprah Seni Setiawan Sabana, Galeri Soemardja ITB, Bandung (2014); Lakon Tubuh: Chaosmos Perjalanan Jiwa Setiawan Sabana, Bentara Budaya Jakarta (2015); dan Tapak Rupa Jejak Usia, Galeri Tapak, Shah Alam, Malaysia (2017).
Sepanjang kariernya, sosok Setiawan Sabana juga telah diganjar beberapa penghargaan baik yang diberikan oleh pihak di dalam negeri, maupun luar negeri. Beberapa penghargaan itu di antaranya: Silver Medal, 1st Seoul International Art Exhibition, Pan Asia Association, Seoul, Korea Selatan (1984); Gold Medal, 2nd Seoul International Art Exhibition, Pan Asia Association, Seoul, Korea Selatan (1985); Satyalancana Karya Satya XX Tahun dari Presiden RI (2006); dan Anugerah Budaya Kota Bandung (2016); dan Anugerah Seni Jawa Barat (2017).