Dhanny Sanjaya

Dhanny Sanjaya

Dhanny 'Danot' Sanjaya (lahir di Banjarmasin) menyelesaikan studi Komunikasi Visual pada tahun 2007, di Tangerang. Proyek seni jangka panjangnya, "Ichthyhumanology Institute" adalah lembaga fiksi yang menyajikan studi tentang hubungan alami antara manusia, ikan, dan laut; dan menawarkan metode penelitian sebagai media untuk mengaji kembali bagaimana kita memosisikan diri di dalam lingkungan dan dengan organisme lain. Pada awal praktik seninya, Dhanny banyak menggunakan media menggambar dan melukis. Dia bekerja dengan beberapa tema tentang gender dan kebebasan pribadi. Tahun 2013 adalah awal dia mulai bereksperimen dengan instalasi dan media campuran dan pada 2016-2017 dia memperluas cakupan temanya berbicara tentang masalah lingkungan. Dhanny memaparkan titik awal dan proses pengerjaan karya-karyanya adalah metode penelitian dan pengumpulan cerita. Dia memilih ikan tidak hanya sebagai metafora, tetapi sebagai objek penelitian yang akan membawanya pada konteks kelestarian lingkungan, dan aspek ekonomi-politik yang melingkupinya. Pada proyek terakhirnya saat residensi di Cemeti, dia membuat karya “Petrifish - A story from Oyo river“ dengan menggunakan berbagai cerita dan data yang ditemukan, di mana ia menarik subjek populasi ikan yang hilang di sungai lokal di Yogyakarta dengan pola konsumsi masyarakat setempat. Dhanny mempresentasikan laboratorium fiktif yang mengembangkan daging buatan dari sel ikan lokal. Dia menampilkan gambar sungai yang gelap dan tercemar di laboratorium untuk menekankan kondisi ini. Dhanny tidak hanya menghadirkan imajinasi futuristik tentang teknologi pangan dan keberlanjutan kehidupan manusia, tetapi juga secara tidak langsung menghadirkan ironi bahwa semua itu bisa terjadi jika ekosistem sungai, laut, dan ikan di dalamnya hancur karena perilaku konsumtif manusia yang berlebihan.

Feeding Trash

Judul Karya: Feeding Trash

Media: Digital print pada kanvas

Ukuran: 30x30cm (5 panel)

Tahun: 2021


Bagaimana kita membayangkan laut di masa depan? Diprediksikan bahwa pada pada 2050, akan ada lebih banyak limbah daripada jumlah ikan di laut!  Indonesia sebagai negara kepulauan, yang sekitar 62%  luas wilayahnya adalah lautan dan perairan tidak luput dari permasalahan ini. Indonesia termasuk dalam lima besar negara yang paling banyak melakukan pencemaran sampah di laut. Pantai kita juga masuk salah satu kategori pantai yang terkotor di dunia. Membayangkan masa depan laut, berarti juga membayangkan nasib para penghuninya. Saya membayangkan rantai makanan bisa berubah menjadi hal yang kacau di lautan, potongan-potongan plastik dan sampah lainnya telah meresap ke dalam tanah, ikan, dan udara, yang mengancam kesehatan hewan dan tentunya kita manusia.  Nantinya tidak heran jika semakin banyak ikan yang akan memakan sampah dan plastik di lautan. Dalam karya "Feeding Trash", saya membuat gambaran imajinasi tentang mutasi ikan di masa depan ketika mereka terus menerus terpapar oleh sampah yang ada di lautan. Saat itu mungkin sampah-sampah yang kita buang inilah yang akan membentuk wajah evolusi baru bagi para ikan dimasa depan. Dalam karya ini saya mencoba menghadirkan seri lima gambar digital , yang dicetak digital di atas kanvas dengan ukuran 30x30cm.