Gusti Ngurah Agung Dalem Diatmika yang biasa dipanggil Gusti Dalem, lahir di Gianyar 15 November 1996. Dilahirkan dari keluarga yang bekerja di bidang keramik yang lebih fokus pada kerajinan tableware atau keramik persembahyangan di Bali. Debut berkeramik dimulai sejak umur 16 tahun lebih tepatnya saat mulai memasuki masa sekolah menengah atas. Pilihan terjun dan menggeluti bidang keramik awalnya didasari oleh saran orang tua yang lebih awal memang sudah mendalami seni pottery tersebut. Keramik adalah suatu pelajaran yang menarik karena dalam prosesnya sangat tergantung pada pengendalian emosional diri sendiri sebagai penciptanya. Awal mulai mendalami seni keramik sejak memasuki perguruan tinggi di ISI Denpasar dan mulai aktif melakukan eksperimen tentang bahan baku yang terdapat di alam Bali yang dapat dijadikan campuran pewara (gelasir), salah satunya adalah penelitian formulasi pasir bali. Salah satu proyek terbarunya berjudul "Tanah Liat Bali", yang menggabungkan penelitian mengenai kandungan tanah liat bali dan eksplorasi terhadap unsur halus dan lembut dalam seni keramik. Bagi Gusti Dalem, walaupun kesenian keramik asli Bali ada di seluruh wilayah Bali, tapi masih ada yang belum terungkap. Karena itu jadi tugasnyalah untuk membantu mengenalkannya ke publik. Karya-karya dalam "Tanah Liat Bali" sangat berbeda jika dilihat dari sudut pandang karya keramik yang umum diketahui. Karya keramiknya lebih menonjolkan karakter ringkih dan karakter tanah liat bali secara utuh. Salah satu pameran yang diikuti di tahun 2021 ini adalah Pameran Bali Emerging Artist 2021. Gusti Dalem juga kerap menggelar berbagai lokakarya untuk membantu mengenalkan seni keramik dan tanah liat bali ke publik.
Judul Karya: Hidden in Beauty
Media: Tanah Liat
Ukuran: 150x50cm
Tahun: 2021
Ruang imajinasi dalam hal ini membayangkan sesuatu yang sulit dijangkau dengan mata manusia, atau hanya sebagian orang saja yang dapat menyaksikan dan menikmati secara langsung dan sebagian yang lainnya memandangnya dari layar semu dan melahirkan imajinasi dengan perspektif sebuah rasa takjub dengan keberadaannya. Karya seni yang dihadirkan perupa dengan diberi judul "Keindahan yang Tersembunyi" atau dalam terjemahan bahasa Inggris menjadi "Hidden in Beauty” merupakan hasil imajinasi dari jendela halusinasi perupa untuk menyampaikan rasa takjub terhadap keindahan alam bawah lautan Indonesia yang mungkin tidak dapat disaksikan oleh semua lapisan masyarakatnya. Karya ini terdiri dari tiga bentuk keramik yang digayakan vertikal dengan ukuran yang berbeda-beda dari masing masing bentuknya. Warna gelap dihadirkan oleh material tanah liat bali yang mewakili asal kekaguman perupa terhadap ibu sebagai pemelihara yang disebut Ibu Pertiwi. Nuansa gelap dihadirkan dengan alasan sebagai pengkhayalan terhadap berbagai keindahan yang dimiliki oleh Nusantara yang mungkin tidak diketahui oleh putra-putrinya sendiri. Kegelapan yang berselimutkan bentuk-bentuk dari simbolisasi terumbu karang sesuai dengan bacaan yang ingin digelembungkan perupa sebagai bentuk perlawanan dari sebuah kelembutan dan kehalusan dari karya seni keramik.