Halaman UtamaPengantar
Sekretaris Ditjen Kebudayaan KemendikbudristekGubernur Provinsi Kalimantan TimurKepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan TimurKepala Taman Budaya Kalimantan TimurKetua Forum Taman Budaya se-Indonesia
Kepala Taman Budaya BengkuluDinas Kebudayaan Provinsi DKI JakartaKepala Taman Budaya JambiKepala Taman Budaya Jawa TengahKepala Taman Budaya Jawa TimurKepala Taman Budaya KaltaraKepala Taman Budaya KaltengKepala Taman Budaya LampungKepala Taman Budaya MalukuKepala Taman Budaya Sumatera Selatan
Teguh MargonoSurya Darma
PerupaGaleri 360°Publikasi

PERUPA - Jawa Barat

M. Angky Jatsa Gianitheri

M. Angky Jatsa Gianitheri atau akrab dipanggil "Anik", merupakan mahasiswa Pendidikan Seni Rupa di Universitas Pendidikan Indonesia. Lahir dan besar di Kota Bandung pada tanggal 6 April 1999. Titik awal sekaligus salah satu turning point dalam hidup dan kesenirupaannya sangat dipengaruhi oleh musisi band punk-hardcore, disitu Anik menikmati karya musik dan disisi lain ada visual art yang disuguhkan juga seperti; cover album, poster, merch, dll. Pada titik itulah Anik mengenal seni kolasi dan mendalaminya sampai sekarang. Pengalaman pameran yang sudah diikuti Anik diantaranya; Batas Ruang Showcase (2019), Restless Exhibition (2019) , Pameran Guyub Rupa (2019), Boredoom Postering (2020), Pameran Virtual Iritasi (2021), Intersection Virtual Exhibition (2021), Bias Exhibition (2021).

KARYA

Closer

Closer

2021

Cat akrilik, oil pastel, kertas majalah pada kanvas

100x100 cm

Realitas sesungguhnya dapat dilihat melalui konseptualisasi manusia terhadap sesuatu. Hasil konseptualisasi otaklah yang akan memberikan makna terhadap sesuatu yang diakui eksistensinya. Itu ilusi, tentu saja, hanya saja ilusi yang sangat kuat karena menyangkut keterikatan kita dengan persepsi yang telah ada. Hal tersebut pula yang menjadi turning point dalam membuat suatu karya seni. Dimana saya dapat bebas berekspresi dan mengganggu persepsi yang telah ada tanpa perlu terbatasi borderline atau persepsi yang telah ada. Dalam karya yang berjudul "Closer" ini saya mencoba memainkan/ mengganggu persepsi manusia dan mengajak apresiator untuk mengkritisi persepsi yang telah ada di kehidupan sehari-hari, agar kita dapat mengetahui sampai titik ekstrim mana kita bisa memaknai persepsi tersebut.