Bila Bumi Terusik Durasi: 04:52 Oleh: Luluk Agustina Asal: Yogyakarta
Deskripsi: Karya ini merupakan catatan visual dari proses penciptaan karya “ Bila Bumi Terusik ” yang merupakan karya tugas akhir untuk memenuhi studi jenjang S2 di sebuah PTN di Yogyakarta. Karya ini banyak mengalami perubahan dari ide penciptaan awal sebagai dampak dari COVID dan aturan social distancing. Proses produksi hanya dapat dilakukan dengan jumlah crew yang sangat terbatas karena setting berada dalam Red Zone (Malang - Jatim). Setting yang pada awalnya direncanakan dengan shot on location dan set studio tidak bisa dilaksanakan dengan baik sehingga secara keseluruhan karya ini disesuaikan dengan kondisi saat ini. Berbagai elemen penunjang produksi cukup minim karena banyak sarana publik yang dibatasi di tempat tersebut.



“Bila Bumi Terusik” diciptakan sebagai bentuk keprihatinan penulis terhadap persoalan pencemaran air yang terjadi secara kontinyu diberbagai tempat. Sumber-sumber air makin tercemari karena pembuangan limbah ke lingkungan air telah melebihi kapasitas untuk dapat diperbaharui. Persediaan air bersih sangat terbatas dan makin hari makin tercemar oleh kegiatan manusia sendiri. Menurut data WHO saat ini terdapat 2 miliar orang menyandang risiko menderita penyakit diare yang disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini menjadi penyebab utama kematian lebih dari 5 juta anak setiap tahun. Saat ini 1,2 milyar penduduk dunia tidak mempunyai akses ke air bersih dan hampir dua kali dari jumlah itu tidak mempunyai fasilitas sanitasi dasar yang memadai. Konsumsi air telah meningkat dua kali lipat dalam 50 tahun terakhir dan manusia gagal mencegah terjadinya penurunan mutu air. Sementara itu, air memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan makhluk di bumi dan sejauh ini keberadaannya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.



“ Bila Bumi Terusik ” diciptakan untuk menggugah kesadaran manusia akan tingginya nilai air bersih.
TAMPILKAN DESKRIPSI