Profil Kurator

Bayu Genia Krishbie

Bayu Genia Krishbie (lahir 1986, di Bandung) meraih gelar Sarjana Desain dalam bidang studi Kriya Tekstil dari FSRD Institut Teknologi Bandung pada 2008. Ia bekerja di Galeri Nasional Indonesia sejak 2010 sebagai staf koleksi dan dokumentasi, hingga kemudian ditugaskan sebagai kurator in-house sejak 2014. Bayu terlibat dalam rangkaian lokakarya pengembangan kuratorial Condition Report yang diorganisir oleh Japan Foundation Asia Center pada 2015 - 2017 di Jakarta, Manila, Bangkok, dan sejumlah kota di Jepang. Beberapa pameran yang pernah ditanganinya antara lain “Mode of Liaisons” di Bangkok Art and Culture Center (2017), “Resipro(vo)kasi: Praktik Seni Rupa Terlibat di Indonesia Pascareformasi” di Galeri Nasional Indonesia (2017) sebagai bagian dari program Condition Report Japan Foundation Asia Center; “Manifesto 6.0: Multipolar” di Galeri Nasional Indonesia (2018), “Pameran Seni Rupa Koleksi Nasional #2: Lini Transisi” di Galeri Nasional Indonesia (2019), serta Festival Seni Media Internasional “Instrumenta 2: Machine/Magic” di Galeri Nasional Indonesia (2019).

Citra Smara Dewi

Citra Smara Dewi (lahir di Jakarta, 29 Oktober 1968), Saat ini tengah menempuh pendidikan program Doktoral Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, dengan kajian Peran Galeri Nasional Indonesia dalam Pembentukan Identitas Nasional. Lulus S2 tahun 2004 dari program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia dengan kajian Ideologi Gender pada Karya Patung Dolorosa Sinaga: Semiotik. Lulus Sarjana (S1) tahun 1998 menempuh program studi Desain Interior pada Fakultas Seni Rupa, Institut Kesenian Jakarta. Beberapa Buku yang pernah ditulis antara lain: Kumpulan Tulisan pada buku Dolorosa Sinaga: Tubuh, Bentuk, Substansi (2020), Sejarah “Tokoh Pahlawan Nasional” dalam visual” (2017), Seni Rupa Esay dan Kritik, “Kumpulan Artikel Dan Suwaryono” (2015), Seni Rupa Ruang Publik (2015) dan “15 years of the National Gallery of Indonesia: Process & Progress”, Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Pengalaman dalam bidang jurnalistik antara lain: mengikuti Pelatihan Jurnalistik di Lembaga Jurnalis Dr. Soetomo, Jakarta dan menjadi jurnalis pada tahun 1993-1996. Saat ini selain sebagai Dosen Tetap di Fakultas Seni Rupa, Institut Kesenian Jakarta, juga aktif sebagai narasumber/konsultan seni, juri, penulis lepas, peneliti, dan tenaga Assesor bidang Seni Rupa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu Citra juga menjadi salah satu Tim Kurator Galeri Nasional Indonesia dan memiliki pengalaman dalam mengkurasi pameran seni rupa modern dan kontemporer baik di dalam maupun di luar negeri.

Rizki A. Zaelani

Lahir di Bandung pada 27 Desember 1965, Rizki Achmad Zaelani sudah bergabung sebagai dewan kurator Galeri Nasional Indonesia sejak 2008 lalu. Setelah lulus dari Jurusan Seni Rupa ITB, Rizki sempat mengikuti workshop kekuratoran COCI ASEAN & Asia Link di Australia dan Malaysia (1995), workshop kekuratoran The Japan Foundation di Jakarta (1997), program residensi kekuratoran di Toshio Shimizu – Independent Curator Office Tokyo (1998), dan residensi kekuratoran di Fukuoka Asian Art Museum (1999). Pria yang aktif dosen Jurusan Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB, ini juga sudah aktif menjadi kurator sejak awal tahun ’90an. Pada 1992-1997 ia menjadi kurator di Galeri Soemardja FSRD ITB, bergabung dengan Jim Supangkat - Independent Curator Office di Jakarta (1997-2005, dan kurator penasihat Selasar Sunaryo, Bandung (2005-2013). Ia juga sering terlibat sebagai kurator dalam pameran tunggal seniman, di antaranya Ahmad Sadali, Barli Sasmitawinata, FX Harsono, Farhan Siki, Indah Arsyad, dan masih banyak lagi. Pengalaman menjadi kurator pameran antara lain: Pameran Tunggal Nus Salomo “Wing Things” di GNI (2019); Pameran Tunggal J. Ariadhitya Pramuhendra – The Monster Chapter II: Momentum (2019); Pameran Seni Rupa Koleksi Nasional – Menyigi Masa (2018); ROOT: Contemporary Art from Indonesia (Frankfrut, 2015); Master of Indonesia Potraiture (Canberra, 2014), dan lain sebagainya.

Sudjud Dartanto

Sudjud Dartanto menyelesaikan studi di Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta, dan Program Pascasarjana Kajian Budaya, Universitas Sanata Dharma. Ia saat ini mengajar di Jurusan/Prodi Tata Kelola Seni, serta beberapa mata kuliah di antaranya Kritik Seni, Semiotika dan Sejarah Seni. Sampai sekarang menjadi salah satu kurator di Galeri Nasional Indonesia. Aktif melakukan kerja kurasi, penelitian, produksi karya, dan proyek seni berbasis media baru.

Teguh Margono

Teguh Margono lahir pada 20 April 1981 di Sleman, Yogyakarta. Lulusan Program Studi Seni Rupa Murni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta (2007) ini pernah bekerja sebagai pengajar di sanggar seni rupa, kemudian mengabdikan diri di Galeri Nasional Indonesia sejak 2014 dan kini menjabat sebagai kurator in-house. Teguh juga telah mengkuratori berbagai pameran di Galeri Nasional Indonesia, seperti Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia MANIFESTO 6.0 “MULTIPOLAR: Seni Rupa Setelah 20 Tahun Reformasi”, Pameran Seni Gambar “Merandai Tanda-tanda Zaman” (2019), Pameran Seni Rupa "Wajah Indonesia" (2019), dan Festival Sketsa Indonesia “Sketsaforia Urban” (2019).