Yusman dilahirkan di sebuah desa kecil Sukamenanti, Pasaman, Sumatera Barat pada tanggal 12 November 1964. Ayahnya bernama H.A. Menan, seorang pegawai kecil Departemen Perikanan, ibunya bernama Hj. Salamah, seorang ibu rumah tangga. Yusman merupakan anak ke delapan dari sembilan bersaudara. Sejak kecil Yusman sudah menunjukkan minat dan bakatnya terhadap olah raga dan kesenian. Sejak duduk di kelas III Sekolah Dasar, ia sudah sering disuruh gurunya untuk memberikan contoh cara menggambar di papan tulis untuk murid kelas IV, V dan VI. Yusman sering dikirim ke berbagai tempat untuk bertanding olah raga dan melukis. Ia menjadi juara berbagai perlombaan olah raga dan seni antar sekolah dan kecamatan.
Setelah tamat SD dan SMP, Yusman meneruskan sekolah ke Jurusan Seni Dekorasi, SMSR Negeri Padang, dan lulus tahun 1985. Bersama empat orang temannya, Yusman kemudian berangkat ke Yogyakarta dengan biaya tabungan sendiri. Tekadnya sudah jelas, ingin menjadi seniman dan kuliah di Institut Seni Indonesia Yogyakarta (dulu STSRI “ASRI”Yogyakarta).
Walau cita-citanya ingin masuk ke Jurusan Seni Lukis, namun Yusman diterima kuliah di Jurusan Seni Patung. Awalnya Yusman cukup kesulitan mengadaptasi jurusan yang baru itu. Namun berkat ketekunan dan seringnya ia diajak membantu mengerjakan berbagai monumen oleh para senior dan dosennya seperti Empu Ageng Edhi Sunarso, Drs. Kasman Ks, Drs. Sarpomo dan Y. Sumartono, Yusman dengan cepat bisa menyerap ilmu dan teknik mematung serta membuat monumen. Beaya hidup dan beaya kuliahnya pun tercukupi dari hasil bekerja membantu para dosen. Yusman berhasil meraih gelar Sarjana Seni Patung di ISI Yogyakarta (1994) dengan penelitian dan skripsi berjudul “Studi Banding tentang Patung Panglima Besar Jenderal Soedirman”.
Minatnya yang tinggi terhadap sejarah dan kepahlawan bangsa ini pulalah yang membuat Yusman akhirnya akrab dengan berbagai monumen perjuangan di seluruh tanah air.
Sesuai dengan kebutuhan pekerjaan monumen itu, Yusman pada tahun 1994 mendirikan CV. Rejeki Kreatif di Yogyakarta dengan menghimpun tenaga para seniman yang handal. Berkat dukungan kerja tim yang kompak, Yusman mulai berani menerima berbagai pekerjaan penting.
Amat disyukuri bahwa karya-karya monumentalnya pernah diresmikan oleh empat Presiden RI, mulai dari Presiden Soeharto (1995), Wapres Hamzah Haz (2001). Presiden Megawati Soekarnoputri (2002), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2008, 2009, 2012, 2013, 2014) dan Presiden Ir. H. Joko Widodo (2016, 2017). Berbagai penghargaan telah diterimanya atas prestasinya dalam membuat patung, relief dan monumen.
Penghargaan Rekor MURi pertama diperolehnya tahun 2010, atas pembuatan “Relief terpanjang Monumen Panglima Besar Jendral Soedirman” di Pacitan. Rekor MURI kedua diperolehnya pada bulan Februari 2014, atas “Prakarsa dan Pembuatan Patung Berkelompok Terbesar” pada Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta. Tahun 2017, Yusman kembali menerima Penghargaan Museum Rekor MURI yang ketiga kalinya dalam Pameran Retrospektif 32 tahun Yusman “Menandai Indonesia” di Jogja Galery dan Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta. Selain mengerjakan berbagai monumen, relief dan patung, Yusman tetap aktif mengikuti berbagai kegiatan pameran seni patung baik regional maupun nasional.
Yusman tinggal di Yogyakarta bersama seorang isteri, Murti Yuni Anawati (Nunik), dengan empat orang anaknya, Rizki, Deva, Intan dan Reno.
2014
9 x 9 x 28 m
Fiberglass
2014
Maket, 210 x 117 x 147 cm
Fiberglass
2010
9 x 15 x 40 cm
Fiberglass
2014
Maket, 180 x 40 x 60 cm
Fiberglass
2012
40 x 60 x 90 cm
Perunggu
2011
Maket, 75 x 30 x 50 cm
Fiberglass
2011
170 x 60 x 60 cm
Fiberglass
2021
220 x 130 cm
Fiberglass
2002
220 x 130 cm
Fiberglass
2009
11 x 9 x 40 cm
Fiberglass
2009
23 x 10 x 50 cm
Fiberglass
1996
40 x 24 x 68 cm
Fiberglass
2008
14 x 22 x 40 cm
Fiberglass
1997
26 x 26 x 36 cm
Fiberglass
1996
36 x 9 x 19 cm
Fiberglass
1997
28 x 28 x 58 cm
Fiberglass
2013
54 x 27 x 90 cm
Fiberglass
2009
15 x 23 x 52 cm
Fiberglass
1998
31 x 14 x 40 cm
Fiberglass
2010
94 x 102 x 136 cm
Fiberglass
2016
21 x 35 x 81 cm
Fiberglass
2011
16 x 28 x 54 cm
Fiberglass
1998
21 x 21 x 44 cm
Fiberglass
2019
28 x 30 x 60 cm
Fiberglass
2016
24 x 26 x 71 cm
Fiberglass
1997
30 x 12 x 37 cm
Fiberglass
1987
25 x 45 x 60 cm
Broonze
1993
37 x 34 x 60 cm
Broonze
1993
19 x 24 x 125 cm
Broonze
1996
30 x 78 x 94 cm
Broonze
2016
10 x 14 x 38 cm
Broonze
2016
22 x 57 x 75 cm
Broonze
2016
60 x 80 x 196 cm
Broonze
1987
16 x 16 x 92 cm
Cement
1990
19 x 20 x 53 cm
Batu Ijo
1991
32 x 32 x 100 cm
Batu Marmer