Pengantar

Kepala Galeri Nasional Indonesia

Pameran MANIFESTO terus dihelat Galeri Nasional Indonesia secara konsisten setiap dua tahun sekali, sejak pertama tahun 2008 hingga saat ini 2022. Pameran MANIFESTO pertama tahun 2008 digelar dalam rangka menyambut peringatan seabad Hari Kebangkitan Nasional. Berlanjut MANIFESTO kedua “Percakapan Masa” (2010), MANIFESTO #3 “ORDE dan KONFLIK” (2012), MANIFESTO No.4 “Keseharian” (2014), MANIFESTO V “ARUS” (2016), MANIFESTO 6.0 “MULTIPOLAR: Seni Rupa Setelah 20 Tahun Reformasi” (2018), dan MANIFESTO VII: PANDEMI (2020).

Pameran MANIFESTO selalu mengusung pernyataan para perupa terhadap perkembangan atau fenomena seni rupa terkini. Seperti halnya, pameran MANIFESTO pertama tahun 2008 menjadi manifes para perupa terhadap perkembangan terkini seni rupa setelah 100 tahun momen kebangkitan nasional. Pameran MANIFESTO keenam “MULTIPOLAR” (2018) menyoroti seni rupa terkini setelah 20 tahun reformasi. Pameran MANIFESTO ketujuh “PANDEMI” (2020) merupakan pernyataan para perupa terhadap perkembangan seni rupa terkini dalam sangkut pautnya dengan pandemi Covid-19.

PERNYATAAN, tak hanya bertaut dengan hal-hal yang bersifat tekstual, namun juga diterjemahkan dalam ekspresi visual, audio, maupun audiovisual. Sebuah pernyataan bisa menyiratkan perihal suatu bentuk pendapat, gagasan, sikap, pandangan, atau bahkan sebagai sebuah identitas, kepribadian, atau jati diri. Pernyataan juga bisa dianggap sebagai cerminan atau representasi bagi diri seseorang, kelompok, lembaga, atau pihak-pihak yang melekat dengan diri pemberi pernyataan.

Pameran MANIFESTO VIII (2022) mencoba mengangkat ke permukaan peran seni rupa dalam perubahan hidup masyarakat teraktual setelah terjadi perubahan besar dalam berbagai aspek, sebagai sebuah keterpautan yang sistemik dalam proses kreatif para perupa sebagai kreatornya. Situasi saat ini cukup berbeda, dalam kondisi imbas pascapandemi yang seakan tampak reda, terjadi perubahan revolusioner di berbagai aspek kehidupan secara global. Muncul ketergantungan besar terhadap teknologi dengan kadar yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Tercipta kebiasaan masyarakat yang tidak sama seperti biasanya. Muncul pola-pola hidup yang baru sebagai cara manusia untuk dapat bertahan dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Perubahan besar yang terjadi saat ini menjadi titik tolak Pameran MANIFESTO VIII dengan tajuk “TRANSPOSISI” untuk memancing manifes 108 perupa sebagai peserta pameran ini. Para perupa peserta pameran didorong untuk menentukan di mana posisi dan bagaimana peran seni rupa dalam kehidupan terkini yang telah berubah secara drastis dalam segala aspek, melalui ekspresi seni rupa. Seratus delapan perupa tersebut menampilkan 108 karya, yang dipilih berdasarkan hasil seleksi kurasi karya-karya dari 613 calon peserta yang mengajukan melalui undangan terbuka (open call).

Melalui Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia “MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI”, diharapkan para perupa memiliki kepekaan yang tajam untuk membuat seni rupa memiliki posisi dan peran krusial yang mampu berkontribusi positif dalam kehidupan masyarakat dan mendorong kemajuan zaman. Semoga karya-karya dalam pameran ini juga mampu menggugah para apresiator untuk turut mendukung perkembangan dan kemajuan seni rupa serta berkontribusi bagi masa depan Indonesia.

Kami ucapkan selamat kepada para kurator dan peserta pameran. Tak lupa kami sampaikan terima kasih atas kontribusi Museum Kebangkitan Nasional, juga kepada seluruh pihak yang telah turut mewujudkan dan menyukseskan pameran ini. Mari bersama-sama menjadikan seni rupa sebagai sebuah ilmu dan praktik yang dapat memberikan kebermanfaatan sekaligus mendukung keberlangsungan umat manusia di masa depan.


Jakarta, Juli 2022

Pustanto