Sambutan

Direktur Jenderal Kebudayaan

Dalam tahun-tahun belakangan ini, beragam perubahan terjadi dengan sangat cepat dan gencar dalam segenap aspek kehidupan. Berbagai perubahan situasi dan kondisi pada
masyarakat tersebut sejalan dengan hadir dan berlalunya pandemi Covid-19. Muncul aneka tuntutan baru yang mendorong kita untuk menyikapinya secara kreatif dan inovatif.

Sebagai respons positif terhadap perubahan besar yang terjadi adalah kemunculan respons para perupa dalam bentuk karya seni. Mereka tergerak untuk menciptakan karya seni yang
menggambarkan fenomena dan juga dampak dari pandemi tersebut. Pameran MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI bertolak dari perubahan revolusioner akibat pandemi Covid-19. Namun, yang membuat pameran ini unik adalah bahwa pameran ini tidak lagi merespon dampak pandemi Covid-19. Para perupa tidak lagi membicarakan apa, bagaimana, dan mengapa pandemi ini terjadi. Satu langkah lebih maju dari hal itu, Pameran MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI menyoroti bagaimana posisi dan peran seni rupa terhadap perkembangan situasi pasca-pandemi, bagaimana para perupa peserta pameran mengartikulasikan sudut pandang seni rupa yang relevan bagi kehidupan masa depan masyarakat di masa depan.

Pameran MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI mengusung visi pemetaan ekosistem seni rupa dalam menghadapi perkembangan situasi pasca-pandemi. Digelar secara konsisten dua tahun sekali sejak 2008, Pameran MANIFESTO selalu menyajikan karya-karya sebagai representasi pernyataan para perupa yang sekaligus memetakan arah perkembangan seni rupa Indonesia. Perhelatan ini menjadi platform bersama bagi para perupa, para pelaku seni, juga lembaga yang menaungi seni dan kebudayaan, untuk bersama-sama memikirkan posisi dan peran seni rupa, termasuk praktik seni rupa yang terus diupayakan, demi kemajuan seni rupa Indonesia dalam situasi hari ini.

Semoga karya-karya dalam Pameran MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI ini dapat diapresiasi dengan baik oleh masyarakat dan dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Semoga Pameran MANIFESTO dapat terus menjaga eksistensi dan kontinuitasnya, serta menjaga kualitasnya sebagai barometer perkembangan seni rupa terkini. Semoga Galeri Nasional Indonesia menjadi lembaga seni rupa yang terus mewadahi ekspresi seni para perupa, menghubungkan dengan para apresiator seni, dan menjadi ukuran mutu dan laju perkembangan seni rupa Indonesia.
Atas nama Direktorat Jenderal Kebudayaan, saya mengucapkan selamat kepada Galeri Nasional Indonesia, para kurator pameran, para seniman/perupa peserta pameran, serta seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pameran ini. Mari bersama-sama mengisi kebudayaan hari ini dengan pikiran terbuka dan kesediaan untuk terus berinovasi secara kreatif.


Jakarta, Juli 2022

Hilmar Farid