Alfis Noor Muzadin, lahir di Jepara tahun 1992. Saat ini merupakan wiraswasta sekaligus perupa. Mengenyam pendidikan S1 Seni Rupa di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Proses berkeseniannya fokus pada isu sosial lingkungan atau kritik terhadap nilai-nilai sosial kebudayaan yang berkembang di tengah masyarakat. Gagasannya seringkali dituangkan dalam bentuk patung, relief, maupun seni instalasi. Telah mengikuti berbagai pameran, beberapa di antaranya Kompetisi Trimatra Salihara (2019), Matra Award di Pendopo Art Space (2019), Kembulan di Galeri R. J. Katamsi ISI Yogyakarta (2020), Distorsi Harmoni di Karimujawa-Jepara (2018), dan pameran-pameran lainnya di galeri Yogyakarta.
Taksu
2021
Besi, kuningan, aluminium, karet
40 x 30 x 86 cm
Karya ini terbuat dari barang bekas yaitu alat pemadam api ringan (Apar) yang menggunakan material logam besi, kemudian diolah dan dikombinasikan dengan penambahan material lain seperti kuningan, kawat besi, dan resin. Apar difungsikan untuk memadamkan api, namun Apar itu meleleh dimakan api itu sendiri, kemudian tumbuh tanaman dari dalam Apar sebagai simbol suatu yang bersifat transenden. Karya ini bercerita tentang sebuah pengalaman spiritual suatu persepsi yang mengarah kepada sesuatu yang tidak terhingga, kesadaran penuh meyakini bahwa segala sesuatu berasal dari luar diri manusia, namun berupaya menghadirkan sesuatu yang mampu ditampilkan secara nyata.
Panduan untuk Anak
Karya ini dibuat dari alat pemadam kebakaran bekas yang digabungkan dengan berbagai macam logam. Barang-barang bekas yang ada di sekitarmu juga bisa dijadikan karya seni. Bisa dengan cara ditempel, disambung, atau ditumpuk. Carilah benda-benda bekas di sekitarmu, dan susunlah menjadi karyamu sendiri.