Anang Saptoto, seorang seniman, desainer grafis, dan aktivis yang tinggal dan bekerja di Yogyakarta. Ia merupakan lulusan pendidikan seni Jurusan Desain Komunikasi Visual, Akademi Desain Visi Yogyakarta (2000-2005); dan Jurusan Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta (2002-2009).
Anang kerap berkarya dengan praktik kolaboratif, serta berfokus pada isu ekologi dan perubahan sosial. Baginya, seni adalah alat untuk mempertanyakan dan membuka kemungkinan-kemungkinan baru. Anang juga aktif terlibat dalam mendukung gerakan lingkungan, hak asasi manusia, dan berkolaborasi dengan anak-anak, sekolah, komunitas disabilitas, dan organisasi sosial lainnya. Interaksi, membangun solidaritas, dan kolaborasi adalah metode yang ia anggap sangat penting untuk karyanya.
Sejak 2020, Anang menjadi direktur kolektif MES 56. UN-HABITAT mendukungnya untuk mengembangkan proyek seni dan pertanian (Panen apa hari ini) sebagai upaya gerakan pangan di era pandemi (2020). Anang menerima SEED AWARDS The Prince Claus Fund, Amsterdam untuk 100 seniman terbaik di dunia (2021).
Seri fotografi portrait Kelompok Tani Yogyakarta dan Pelanggan 4.0 Panen apa hari ini (Pari)
2020-2021
Fotografi
110 x 80 cm
1. Doa-doa Langgeng Makmur [Ibu Yuliana Safitri/ Kelompok Wanita Tani (KWT) Langgeng Makmur, Lendah, Kulonprogo]
2. Doa-doa Ngudi Mulyo [Bapak Gufron/Kelompok Tani Kota (Poktan) Ngudi Mulyo, Pugeran, Kota Yogyakarta]
3. Pelanggan-pelanggan 4.0 (Keluarga Lemari Lila)
4. Pelanggan-pelanggan 4.0 (Tifa Nahar)
Karya ini menampilkan olahan dokumentasi potret para anggota kelompok tani, serta para pelanggan Pari yang terdiri dari seniman, kurator, dosen, pegawai negeri, pekerja lepas, peneliti, wartawan, dan mahasiswa. Potret “Doa-doa Langgeng Makmur” merupakan potret salah satu anggota Kelompok Wanita Tani Langgeng Makmur di Desa Lendah, Kulonprogo. “Doa-doa Ngudi Mulyo” merupakan potret salah satu anggota Kelompok Tani Kota Ngudi Mulyo, Kampung Pugeran, Kota Yogyakarta. “Pelanggan-pelanggan 4.0” adalah dua dari sekian banyak pelanggan Pari yang ada.
Pari adalah proyek yang digagas dan dijalankan Anang pada awal pandemi Covid-19 tahun 2020 hingga saat ini. Konsep Pari adalah mendistribusikan hasil pertanian sekaligus informasi atau aktivitas seputar pertanian Yogyakarta dan sekitarnya. Pari memiliki kaitan dan relasi dalam segala aspek kehidupan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Secara sederhana, potret ini menggambarkan bagaimana seni dan praktik kesenian mampu berperan dan menjadi penggerak gerakan sosial, baik di tingkat masyarakat maupun pemangku kebijakan. Bagi Anang, para pelanggan Pari tidak hanya berminat membeli sayur, tetapi juga memiliki energi positif yang menghidupkan semangat gotong royong dan solidaritas. Anang mengabadikan memori tersebut melalui potret pelanggan dengan imbuhan kolase foto produk panen yang mereka beli melalui media sosial Pari. Pelanggan senang, Pari pun senang.
Panduan untuk Anak
Pernahkan kamu mengedit fotomu menggunakan aplikasi di ponsel, menambahkan emoticon atau tulisan? Seniman pembuat karya ini mengedit foto dengan menggabungkan foto telur dengan foto peternak ayam, sehingga seolah-olah telur adalah badan si peternak ayam. Menarik, ya? Jika kamu bisa mengolah dua buah objek foto, kira-kira objek apa saja yang akan kamu gabungkan?