Dedy Suherdi lahir di Pamanukan dan kini tinggal di Jakarta. Saat ini aktif berkarya, mengikuti beberapa pameran, juga aktif mengajar di Yun Artified Community Center. Dari kecil menyukai seni rupa, kemudian menempuh pendidikan Komunikasi Visual di FSRD ITB. Ia sempat berkarier di industri periklanan dan berhasil mendapatkan banyak penghargaan. Di 2017, Dedy kembali menekuni seni lukis. Ia juga mengikuti berbagai pameran yakni: “Black, White and..” Parade Pameran Tunggal 51 Perupa (2021-2022), Pameran “Sabda Alam” di Yun Artified Community Center, Jakarta (2021), dan pameran bersama “May in Art” di Singapura (2021).
POEK (Gelap)
2021
Tinta pada kanvas
150 x 290 cm
Stuart Hall, seorang pakar kajian media dari Inggris, mengemukakan pemikirannya mengenai peran media dalam masyarakat. Bahwa bentuk interpretasi dari tiap-tiap media dapat berlainan bahkan bertentangansatu sama lain, bisa berkonotasi positif maupun negatif, mendukung maupun menolak, dan lain sebagainya. Sehingga media memiliki kekuasaan penuh dalam membentuk realitas bagi masyarakat luas,berdasarkan pemikiran, ideologi, dan kepentingan mereka masing-masing.
Contohnya seperti fenomena kerusakan alam di Pantai Pesisir utara, tentang erosi, banjir rob, penurunan tanah. Pemberitaan yang gencar di media tentang fenomena di atas menimbulkan keresahan dan ketakutan masyarakat akan fenomena ini, terutama melalui media sosial yang akhirnya membentuk persepsi yang kuat di masyarakat. Namun dalam keseharian, di pantai yang sama, masih banyak hal yang positif, nelayan tetap bisa melaut, industri perikanan tidak surut, industri kapal juga tetap bertumbuh, pembangunan kawasan industri, pembangunan taman rekreasi, selalu bisa menyiasati kerusakan yang ada.
Teknologi dan pemahaman lingkungan membuat kita bisa beradaptasi dengan kerusakan yang sudah terjadi, namun tidak membuat pesimis. Kita diajarkan untuk melihat hal yang baik dari yang jelek. Sebagai seniman saya menyikapi fenomena ini dengan memakai tinta cina hitam. Hitam tinta menggambarkan hal-hal jelek, sebagai respons dari persepsi kebanyakan tentang Pantai Pesisir Utara yang nampak rusak dan tak ada harapan.
Karya ini sekilas tampak gelap semata. Hitam, legam, dan suram. Namun jika kita mau memandang lebih jauh di antara kegelapan tinta hitam itu, tidak kosong, namun ada kehidupan. Saya melihat perahu nelayan tetap melaut, kehidupan tetap berjalan, mercusuar tetap menyala, semuanya berjalan seperti seharusnya…
Intinya melalui karya ini saya ingin warga +62 jangan mudah menerima apa yang media tawarkan, coba melihat dengan sadar, karena tidak semua hitam itu gelap, hitam itu jelek. melihatlah dengan kedalaman... Kita akan menemukan banyak hal yang lain yang mungkin kita tidak duga....