Gabriel Aries Setiadi merupakan alumni dari Jurusan Seni Rupa ITB. Selain aktif berkarya, sejak 2014 sampai saat ini, ia aktif mengajar sebagai dosen di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Gabriel fokus mengeksplorasi pemasukan material baru seperti polyresin dan akrilik ke dalam praktik artistiknya yang sebelumnya terkonsentrasi pada ukiran batu.
Gabriel telah mengikuti beberapa pameran nasional dan internasional. Dia juga berpartisipasi dalam program residensi seniman di Sungai Segget Public Art Programs, Johor Bahru, Malaysia (2017). Pada tahun 2018 ia melakukan dua pameran tunggal berturut-turut, KONTRAS MATERI (Orbital Dago, Bandung) dan SELA SAWALA (CG Art Space, Jakarta). Gabriel juga terlibat dalam Melbourne Design Week 2022 sebagai pameran terbarunya.
EDETA
2022
Batu, terrazzo, dan cat akrilik
Dimensi bervariasi
Bagi saya, prinsip dasar dalam struktur fisik arsitektur adalah analogi cara manusia membangun konektivitas dengan lingkungannya baik dengan sesama maupun dengan alam. Ada keseimbangan yang dibangun dengan kesadaran untuk saling mengisi dan saling memberikan ruang, juga bekerja sebagai satu kesatuan yang menciptakan kekuatan struktur untuk jangka waktu yang lama.
Dengan pendekatan formalis, saya memilih fokus pada pengolahan multi material dan keseimbangan komposisi bentuk. Bagaimana kita bisa mengeksplorasi material hingga melampaui batas sembari tetap belajar untuk bertanggung jawab. Karena di sinilah kita hidup, dan kita berusaha untuk bisa hidup berdampingan dengannya.