PERUPA

I Komang Cahyanta

I Komang Cahyanta lahir di Gianyar tahun 1995. Saat ini berprofesi sebagai seniman tato dan pelukis. Mengenyam pendidikan S1 Seni Murni di Insitut Seni Indonesia Denpasar. Tema karya-karyanya pada mulanya berfokus pada keindahan alam Bali, menggunakan gaya seni lukis Pengosekan yang memvisualkan keindahan alam. Namun, kini ia menyadari bahwa ia terlalu membatasi perspektifnya pada sisi yang indah dan mengabaikan kenyataan. Pada karya-karyanya setahun terakhir, Cahyanta kerap mengungkapkan hal yang kontradiktif dalam satu bidang kanvas. Mengolah gaya seni lukis Pengosekan untuk memvisualkan bagaimana order dan chaos menjadi tak terpisahkan. Berpartisipasi dalam beberapa pameran, di antaranya: Bali Emerging Artist di Sika Gallery (2022), “Kelola Art Festival #6” di Gedung Ajiyasa ISI Yogyakarta (2021), dan Pameran “Empat Panel” di Bentara Budaya Bali (2019).


KARYA

i_komang_cahyanta_behind_the_beautiful_façade_3_2021

Behind the Beautiful Façade #3

2021

Cat akrilik pada kanvas

50 x 60 cm

Saya lahir, tumbuh, dan tinggal di Bali. Selama ini saya menganggap bahwa semua baik-baik saja, bahwa Bali tetap indah, asri, lestari, seperti di iklan-iklan pariwisata. Menganggap bencana-bencana akibat ulah manusia yang terjadi sebagai angin lalu. Seiring waktu, kepedulian dan rasa ingin tahu saya tentang hubungan antara manusia dan alam ini kian bangkit. Berbagai kegelisahan berkecamuk dalam pikiran, mulai dari: “Apakah benar kita sedang baik-baik saja?” hingga, “Bagaimana kehidupan anak cucu saya nanti? Akankah lebih berat dengan segala permasalahan lingkungan yang saat ini pun sudah semakin terasa dampaknya?” Pergumulan batin yang saya rasakan ini saya visualkan ke dalam karya berkonteks distopia. Istilah yang umum digunakan untuk menggambarkan kondisi dehumanisasi, bencana lingkungan, maupun kemerosotan nilai-nilai dalam masyarakat. Memang kita belum berada dalam kondisi distopia, namun dengan apa yang terjadi saat ini kita sedang menuju kondisi tersebut. Gagasan ini saya wujudkan pada media cat akrilik di atas kanvas dengan menggunakan teknik underpainting dan beberapa layer warna sebelum memberikan detail dan finishing, metode khas seni lukis tradisional Bali gaya Pengosekan. Saya membenturkan imaji utopia dan distopia dalam tersebut dalam karya berjudul “Behind the Beautiful Façade #3” ini.