PERUPA

Muhammad Ryan Nur Hidayatullah

Muhammad Ryan Nur Hidayatullah, lahir di Mojokerto, 12 Juli 1997. Saat ini merupakan mahasiswa sekaligus perupa. Mengenyam pendidikan S1 Seni Rupa Institut Seni Rupa Yogyakarta. Proses berkeseniannya fokus pada objek ruang maupun kontras cahaya yang membentuk nuansa dramatis dengan memberi ruang perenungan sejenak dalam kehidupan. Gagasannya seringkali dituangkan dalam lukisan maupun drawing. Telah mengikuti berbagai pameran dan meraih penghargaan, salah satunya karya terbaik murni award Aksi Artsy 4 ”RITE DE PASSAGE”(2021) dan terbaik lukis dasar 1 angkatan 2015 Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Selain itu juga banyak terlibat dalam berbagai pameran, di antaranya “Bloom In Diversity” di Balebanjar Sangkring, Yogyakarta(2017), “No Limit No Fear” di House Of Sampoerna, Surabaya(2018), “Senapan Plastik” di Syang Art Space, Magelang(2018), “Mirror” di galeri Raos, Batu(2019), Aksi Artsy 4 di galeri rj.Katamsi, Yogyakarta(2021) dan “JATIM BIENNALE IX” di Surabaya(2021).


KARYA

muhammad_ryan_nur_hidayatullah_teritori_2021

Teritori

2021

Cat akrilik pada kanvas

150 x 150 cm

Mencoba mengimplementasikan soal rasa pada saat ini dimana kita hidup dalam batas-batas yang menimbulkan ketidakpastian, ketakutan dan kecurigaan. Disisi ini saya mencoba menggambarkan sudut pandang saya terhadap kejenuhan disetiap harinya hanya berkutat disisi bagian rumah, Hal ini menimbulkan persepsi baru dimana tubuh bisa ditahan namun pikiran tak mau terjerembak. Hal ini tersadarkan dimana saya seperti hidup dikelilingi pagar dengan diliputi rasa was-was, namun hanya bisa leluasa di media sosial dengan mengindahkan etika dan norma yang berlaku di dunia nyata. Dengan dinamika menerka-nerka saya menvisualkan dari perspektif yang menampilkan potongan objek suasana belakang rumah dalam bagian sisi kanan terdapat tiang kayu, bagian sisi kiri terdapat tembok dan didepan tampak halaman yang luas beserta ekosistemnya. Semua bagian memberi refleksitas tersendiri seperti terdapat pertanyaan Terdapat apakah disisi halaman sebelah kanan ? dan Ada ruangan apakah disebelah tembok sebelah kiri ? Ada benda apa disana ?. Hal ini mengingatkan saya seperti bertamu ke rumah tetangga, saudara, maupun orang yang baru kita kenal. Setelah kita dipersilahkan masuk pasti ada momen dimana kita tidak sengaja melihat sibakan kelambu, kita pasti menjumpai potongan suatu situasi ruangan dalam rumah, diposisi itulah naluri rasa ingin tahu kita muncul mencoba menengok lagi bila ada kesempatan maupun tak sesekali meliriknya.