PERUPA

Naufal Imaduddin

Naufal Imaduddin kerap dipanggil Ael atau Naufal adalah perupa muda kelahiran Yogyakarta, 26 Mei 2001 yang menetap dan menempuh Pendidikan di Yogyakarta. Naufal sekarang sedang menempuh Pendidikan seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Naufal mulai aktif berkarya sejak Sekolah Dasar (SD) hingga sekarang, Tema yang sedang ditekuninya ialah tentang proses dan perspektif kehidupan dengan mengkombinasikan visual abstrak untuk mewujudkan perasaan yang sulit diungkapkan melalui kata-kata, dan realisme sebagai wujud dari pengamatan kehidupan yang penuh dengan detail, dari dua kombinasi tersebut menjadi alat untuk mengkritisi sesuatu yang sulit bersatu atau bertentangan. Naufal mulai mengikuti pameran sejak tahun 2017, menurut Naufal jika karyanya berhasil di pamerkan adalah sebuah kebanggaan dan kemewahan bagi dirinya karena di pameran gagasan didalam karyanya bisa bersuara dengan keras.


KARYA

naufal_imaduddin_transisi_pikiran_1_2021

Transisi Pikiran #1

2021

Cat akrilik pada kanvas

150 x 150 cm

Berbicara tentang Bumi, hari demi harinya, bulan demi bulan, tahun demi tahun, hingga abad demi abad, masa yang dilalui semakin maju. Gagasan sebuah pemikiran menjadi awal penyebab dari fenomena yang terjadi, berawal dari sebuah pemikiran yang kemudian menciptakan suatu penemuan, merupakan sebuah transisi yang sangat mendasar terjadi. Manusia dikaruniai oleh Tuhan sebuah otak yang selalu menciptakan pemikiran-pemikiran baru yang seolah menjadi sumber penerangan di muka bumi ini. Ditunjukkan dari cara kerja otak (pemikiran) yang telah melakukan berbagai pembaharuan dan perubahan, seperti salah satu bentuk contoh sederhananya, yang awalnya kita berfikir bahwa organ vital otak didalam kehidupan kita mulai dari segi internal maupun eksternal, otak sebagai organ yang secara fungsional untuk berfikir. Tetapi seiring dengan munculnya berbagai pembaharuan pemikiran yang terjadi, kita bisa lebih luas dalam memaknai fungsi organ otak itu sendiri. Berawal dari sebuah pemikiran yang sama atau mendasar, hingga kepemikiran yang lebih luas jangkauan maknanya bagi kehidupan manusia. Hal tersebut merupakan suatu bentuk transisi yang terjadi dalam pikiran kita, hal kecil yang mampu berdampak besar.
Dengan memvisualisasikan otak sebagai matahari yang memaknai pentingnya peranan otak didalam kehidupan, terutama sebagai alat untuk bertransisi dalam berfikir. Seolah terdapat ada dua jenis matahari yang ada di muka bumi ini, matahari pertama yaitu matahari pusat tata surya asli yang biasa kita nikmati saat fajar maupun senja, dan matahari kedua ialah matahari kiasan yaitu otak yang bisa kita rasakan seiring berjalanya waktu (perkembangan zaman).