PERUPA

Rangga Purbaya, Sirin Farid Stevy, Debby Gea, dan Kurniawan Pujianto

Rangga Purbaya
Rangga Purbaya adalah seniman yang berfokus pada ingatan kolektif, narasi, arsip, dan sejarah peristiwa 1965 di Indonesia. Dia mengadopsi metode investigasi untuk menggali sejarah personal, memetakan kembali ingatan, dan identitas dalam pendekatan artistiknya untuk menghubungkan kembali jarak yang disebabkan oleh tragedi itu. Karyanya memadukan berbagai media, seperti fotografi, teks, mix-media, instalasi video, dan performance.

Pameran tunggalnya antara lain “Stories Left Untold” di Fête de l'Humanité, Paris, Prancis (2016), dan “Letter To The Lost One” di MES 56, Yogyakarta (2017). Dalam lima tahun terakhir, ia melakukan residensi di ACC, Gwangju, Korea Selatan (2018) dan berbagai pameran antara lain di Jimei X Arles International Photo Festival, China (2017), Song Eun Art Space, Seoul (2017), ACC, Gwangju, Korea Selatan (2018 & 2019), Organhaus, Chongqing, China (2018), Medo Art & Mondial Research EU, Wina, Austria (2018), Galeri BARRAK, Okinawa, Jepang (2019), Contemporary Art Museum, Kumamoto, Jepang (2021 ), dan Iwaya Community Art Biennial, Lagos, Nigeria (2021).

Ia lulus dari Jurusan Fotografi, Institut Seni Indonesia. Pada tahun 2002, ia ikut mendirikan Ruang MES 56, dan pada tahun 2015 menjadi anggota 1965 Setiap Hari – sebuah kolektif penelitian dan relay transnasional yang bekerja dengan media sosial di Indonesia.

Sirin Farid Stevy
Farid Stevy Asta adalah seorang seniman visual, desainer grafis, dan penyanyi-penulis lagu di FTVLST (festivalist) yang berbasis di Yogyakarta, Indonesia. Ia lulus dari jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Komunikasi antar-generasi, Budaya Populer, Identitas, dan sejarah menjadi minat utamanya. Melalui seni visual, desain grafis, lirik, dan penampilan musik bersama bandnya, Farid berbicara kepada audiens mudanya tentang kesetaraan sebagai respons terhadap diskriminasi sosial budaya dan isu-isu stigmatisasi.

Debby Gea
Debby Gea adalah seorang arsitek sistem informatika dengan dua belas tahun pengalaman di bidang teknologi informasi untuk industri perbankan dan telekomunikasi. Ia meraih gelar sarjana fisika dari Universitas Indonesia dan saat ini sedang mengambil gelar Master of Science di bidang Teknik Komputer.

Kurniawan Pujianto
Pujianto Kurniawan adalah seorang programmer, dan meraih dua gelar dari program Teknik Informatika dan Statistika, keduanya dari IST AKPRIND. Berbagai pelatihan pernah diikutinya, antara lain pelatihan junior programming dan Delphi programming di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dari 2009 – 2021 ia mengembangkan situs web yayasan biennale Jogja dan sistem pengarsipan IVAA (Indonesian Visual Art Archives).


KARYA

rangga_purbaya_sirin_farid_stevy_debby_gea_dan_kurniawan_pujianto_faith_in_speculations_2021

Faith In Speculations

2021

Media campuran

Dimensi bervariasi

Faith In Speculations (FIS) adalah proyek multi disiplin yang menyatukan kontributor dari berbagai bidang seperti seni, sejarah, ilmu sosial dan politik, dan teknologi informasi. Proyek ini menampilkan serangkaian peta interaktif Indonesia, yang secara khusus dikembangkan untuk menampilkan narasi alternatif mengenai peristiwa 65, terutama dari perspektif penyintas. Penggunaan platform kartografi digital dipilih untuk menunjukan dampak dan jangkauan peristiwa tersebut di Indonesia dan secara global dalam skala waktu dan ruang. Proyek ini mengeksplorasi pengalaman komunitas penyintas dan memetakannya berdasarkan cerita lisan, arsip, narasi, dan ingatan kolektif.