PERUPA

Ristiyanto Cahyo Wibowo

Ristiyanto Cahyo Wibowo, lahir di Yogyakarta 15 Juli 1984. Rist menyelesaikan pendidikan mayor seni lukis di Institut Seni Indonesia Yogyakarta tahun 2008-2013. Menyelenggarakan pameran tunggal tiga kali, aktif pameran bersama di negara Thailand, Cambodia, Germany, serta kota-kota di Indonesia. Karya-karya dikoleksi oleh pecinta seni dari Jakarta, Cambodia, Perancis, Polandia, Germany dan China. April-Desember 2014 mendapatkan Program Beasiswa Belajar dan Berkarya di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja. Tahun 2008 menjalani program Residensi di Tembi Rumah Budaya, dan tahun 2010 di Rumah Seni Cemeti pada Program ‘+Road’. Sejak tahun 2007-2016 mendapatkan 9 penghargaan, diantaranya 25 Finalis Kompetisi Trimatra Salihara 2016, Jakarta, 20 Finalis REDBASE Foundation Young Artist Award 2016, Yogyakarta, dan Finalis The 4th Bangkok Triennale International Print and Drawing, 2015, Thailand. Kekaryaan rist bermula pada medium kolase, untuk mendapatkan dimensi persepsi dalam mempelajari berbagai aspek. Mekanisme identifikasi yang diterapkan bertujuan untuk, menangkap kepesonaan bentuk-bentuk, serta elemen diksi rupa. Wujud visual yang dibuat mengesankan nuansa keterharuan, ceria, dan rasa saat terpukau.


KARYA

ristiyanto_cahyo_wibowo_anatomi_kulit_2018_2022

Anatomi Kulit

2018-2022

Potongan gambar majalah pada kertas cottage

90 x 70 cm (4 panel)

Bermula dari ketertarikan pada seni kolase, yaitu pemindahan, menggabungkan antara gambar yang satu dengan lainnya, menjadikan medium kolase sebagai cara untuk mendapatkan dimensi dalam mempelajari berbagai aspek. Metode yang digunakan yaitu impresi-fantasi, menggunakan alat potong-gunting, kemudian dipotong mengikuti bentuk-bentuk tertentu. Mengubah standar-standar, tanpa alat bantu tulis maupun gambar-sketsa untuk menciptakan persepsi baru.

Pada aspek kolase ini, dipilih kulit yang dipotong mengikuti alur yang bebas - menjadikan bentuk entah apa. Kulit merupakan organ terluas dalam tubuh manusia yang berfungsi mengatur suhu tubuh. Hal ini sebagai wujud penggambaran kulit manusia yang luas namun berbatas. Tiap ruas kulit memuat komunikatif, berwibawa dan membawa kepercayaan diri. Tiap jenis kulit juga menjadikan sikap tersendiri serta melindungi.