PERUPA

Subandi Giyanto

Subandi Giyanto,tahir di Bantu!22 Juni 1958 saat ini sebagai Perupa dan Pensiunan Guru.Pendidikan 51 Senirupa IKIP Negeri Yogyakarta. Sejak umur 7 tahun ( Kelas 1 SD) sudah belajar menatah dan menyungging wayang kulit gaya Yogyakarta. Proses berkeseniannya fokus pada wayang dan pengembangannya. Wayang kulit, mural dan lukisan masih mendominasi ujud visualnya. Penghargaan yang pernah diperoleh juara ekposisi tingkat SD tahun.1969,1970 dan 1971.,Pratita Adhi karya bidang kriya tahun 1975 dan tahun 1979.,Juara 2 luki.s wayang beber kontemporer tahun 1992.,The Best Painting Art Award tahun 2012.,Anugerah Kebudayaan dari Bupati Bantu!tahun 2013.,The Best Visual Art Award tahun 2014. Anugerah Kebudayaan Sebagai Pelaku, Pelertasi dan Pengembang Senirupa Tradisional dari Gubernur Daerah lstimewa Yogyakarta Sri Su tan Hamengku Buwana X tahun 2018. Tembi Rumah Budaya , Bentara Budaya, Museum Jeremi Samuel Swis, Galeri Na_sional Indonesia, Museum Omah Bajang, Museum Diorama Yogyakarta dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mengoleksi karyanya. Beberapa pameran yang diikuti Binalle Seni Rupa Nusantara "REST AREA" Galeri Nasional Indonesia tahun 2017.,Pameran Besar Senlrupa NasionarHUELE" di Taman Budaya Ambon tahun 2017. Pameran Senirupa •powER OF POUTiCALARr' di The Quezada Centre For Culture and Politics, 518 Valencia St, San Francisco, CA 94110 USA tahun 2018., Pameran 5enirupa Koleksi Negara "Menyigi Masa" di Galer! Nasionla Indonesia tahun 2018.,Pameran Besar 5enirupa Indonesia "Panji" di Rumah Oinas Walikota Batu Malang tahun 2018., Pameran 5enirupa "Kontraksl:Pascatradisionalisme"di Galeri Nasional Indonesia tahun 2019.,Pameran Tunggal "Nunggak Semi" di Bentara Budaya Yogyakarta tahun 2019.,Pameran 5enirupa" Manusia Manusia" di galeri RJ Katamsl ISi Yogyakarta tahun 2020., pameran Senirupa Pekan Kebudayaan Nasional di Jakarta tahun 2020., Pameran Para Sunggingdi Galeri RJ KatamsiISiYogyakarta tahun 2021.,Pameran Senirupa "Beda Oalam Sama Sama Dalam Beda" di Auditorium UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2021.


KARYA

subanti_giyanto_melangkah_beriringan_2022

Melangkah Beriringan

2022

Prada emas dan cat akrilik pada kanvas

90 x 140 cm

Gambaran Dua (2) kuda melangkah beriringan dengan semangat saling meng si. Mengisi sebuah cita cita. Menyembulkan senirupa baru dengan dasar serirupa tradisional.Wayang dan pawukon sebagai simbol tradisi,kuda realis sebagai simbol modemisme dipersatukan. Menyatu menghadapitantangan jaman melangkah satu tujuan. Bahwa modemisasi tidak seharusnya meninggalkan tradisi yang adiluhung. Modemisasi harus beriringan dengan tradisi. Agar tercipta tradisi baru yang akan menyembul kemuka bumi menjadi sesuatu yangpenuh kebaharuan dan menggertarkan jagat raya.