Syam Terrajana, lahir di Gorontalo, 1982 silam. Seorang otodidak. Tertarik pada kesenian sejak SMA. Mula-mula puisi. Semasa kuliah di jurusan Perbandingan Agama, Universitas Muhammadiyah Surakarta, menekuni seni teater di sanggar Teater Ayat. Memainkan dan menyutradarai beberapa reportoar antara lain Awal dan Mira (Utuy Tatang Sontani), Suara-suara Mati (Manuel Van Loggem), Nyanyian Angsa (Anton Chekov) dan Antigone (Sophocles). Puisinya dimuat dalam sejumlah antolologi, surat kabar dan majalah sastra Horison.
Selepas kuliah bekerja sebagai jurnalis di sejumlah media, antara lain LKBN Antara Biro Gorontalo, DeGorontalo, Jurnal Kebudayan Tanggomo , The Jakarta Post dan Jubi. Mulai melukis dan aktif berpameran sejak 2013. Pameran Tunggal perdananya “Pada Ruang yang Bercerita” digelar di RuangDalam Art House, Yogyakarta, Maret 2021. Beberapa pameran penting lainnya antara lain “In Our Image, After Our Likeness”, Gajah Gallery, Yogyakarta, 2021, Nandur Srawung, Pranata Mangsa, Taman Budaya Yogyakarta, (2021), Art Jakarta (2019). Finalis UOB painting of The Year 2019.
Malam Bakupas
2020
Cat akrilik dan cat minyak pada kanvas
200 x 180 cm
torang datang
iris rica bawang
perah santan pondang
sate balanga, kuah hitam, acar dan manisan
menyiram bulan
basah basah wangi.rempah hakiki