PERUPA

Wanda Listiani

Wanda Listiani, lahir di Yogyakarta. Saat ini sebagai perupa dan dosen di Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Aktif melakukan penelitian seni di Asia Art and Culture Association Japan (2017), visiting scholar di Leiden University, Netherlands (2018), Waseda University Tokyo Japan (2018), project researcher at Nanzan University (2020-2021), dan Ritsumeikan University (2021-2022). Karya “Hana-san#1” menjadi koleksi tetap di Museum Seni, Tama Art University Tokyo Japan (2018). Beberapa pameran nasional dan internasional yang pernah diikuti diantaranya, Srengenge (Generative Arts), Annual SEASGRAD Exhibition 2021, University of California, Riverside May 14-June 14, 2021. Poster “Wuhan, For All of Us”, UCCN Posters Exhibition : All Against COVID-19, UNESCO and Shenzhen Design Week 2020. Sumanasa dan Kalademi, Pameran Manifesto VII di Galeri Nasional Jakarta (2020). After C-Virus, ASEAN Digital Art Society International Exhibition (2020). Gelung Sitisound, Chinretsukan Gallery di Tokyo University of the Arts Japan (2019). Gelung, Taman Budaya Jawa Barat, Indonesia (2019). Topeng AR Cikeruhan, Homann Hotel Bandung Indonesia (2019). Hanasan#1, Art Museum, Tama Art University, Tokyo Japan (2018). Lutung Kasarung, Museum of Basuki Abdullah, Jakarta Indonesia (2018). Semar, Balai Indonesia Tokyo Japan (2018). Aku (ter) Pana Kawan, Taman Budaya Bali, Indonesia (2018). Kedok, Shinjuku Ecogallery, Tokyo Japan (2017). Simpang Dago, Indira Gandhi National Centre of the Arts, India (2017). Sonne, Bentara Budaya Jakarta (2016). Ibu, Pahlawan yang Terlupakan, Museum KAA Bandung (2016). Kumincir, UNESCO INAEA, US (2016). Hoffesun, Taman Budaya Jawa Barat, Indonesia (2015). Saehu, Gedung Sate Jawa Barat, Indonesia (2015). Srawungbeas, Galeri Soemardjo, Indonesia (2014). Liyan, Gedung Kebudayaan UPI Bandung, Indonesia (2014). Sinawang, Galeri Nasional Indonesia Jakarta Indonesia (2013).


KARYA

wanda_listiani_indonesia_emas_gol_d_nesia_2022

Indonesia Emas/Gol(d)Nesia

2022

Seni digital

30 x 40 cm (5 pcs)

Indonesia pasca pandemi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengantar Indonesia pada masa keemasan artifisial. Teknologi mempengaruhi cara berkarya seniman kontemporer Indonesia. Berbagai seni generatif muncul memperkaya keragaman dan kekayaan seni rupa lokal yang membentuk semangat kebangsaan. Emas Indonesia dan seni rupa menjadi identitas yang terus menerus dinegosiasikan. Tambang emas Indonesia sebagai salah satu penyumbang emas terbesar di dunia. Warna kuning emas pada minyak goreng pun menandakan perubahan gaya hidup global. Isu tambang emas Indonesia dan langkanya minyak goreng di pasar menginspirasi saya untuk membuat karya seni generatif Indonesia Emas. Langkanya minyak goreng di awal tahun 2022 memperkuat wacana keemasan dan kemasan Indonesia.