Deskripsi:Seorang anak bertanya pada ayahnya, ”darimana semua air laut ini berasal ayah?”.
Jawab sang ayah, “dari nenek moyang kita dahulu, mereka menaklukkan bumi dan mengairi samudra”.
Covid-19 memberikan pelajaran besar bagi peradaban manusia, yaitu untuk menyadari eksistensi hal-hal kecil. Hal-hal kecil yang kita remehkan, mencuci tangan, menyadari kontaminasi udara dengan memakai masker menjadi sangat penting sekarang. Kini manusia harus menjaga jarak dengan manusia yang lain. Seakan kita dipaksa untuk mengoreksi mahakarya manusia, yaitu antroposentris.
Sekarang kita sedikit memiliki kesadaran tentang hal-hal kecil tersebut. Beberapa orang menyadari pentingnya hidup seimbang berdampingan dengan alam, beberapa instansi menyadari pentingnya mitigasi kebencanaan. Namun ketika covid-19 kelak telah ‘usai’, apakah ‘pertobatan’ kecil manusia ini bisa terus bertahan. Kesadaran ini akan hanya menjadi tren sesaat atau mampu melebur menjadi budaya. Dan ini baru covid-19, mengapa kita tidak menyadari hal-hal kecil lain yang bersinggungan langsung dengan bencana alam yang lain?
Terinspirasi dari multitafsir Genesis 1:28, Subdue it! merepresentasikan alam sebagai objek dalam sudut pandang antroposentris. Performance mengairi lautan adalah sindiran terhadap kesalahan yang terus menerus kita perbuat kepada alam, namun juga gambaran tekad dan keringat manusia mempertahankan kehidupannya. Sindiran kepada kesombongan manusia yang merasa telah menaklukkan alam, namun juga harapan dan tindakan nyata untuk kemanusiaan. Karena atas nama kemajuan peradaban manusia, kita benar-benar sedang mengairi lautan sekarang.