Taman Budaya Bali

Melasti di Laut

Melasti di Laut

Ukuran: 120x80 cm

Media: Akrilik pada kanvas

Tahun: 2020

Deskripsi Karya:
Mengisahkan tentang Perjalanan Manusia dalam melaksanakan Yadnya (persembahan Tulus Ikhlas pada sang Pencipta) yang digambarkan dalam prosesi Melasti dalam adat kebudayaan masyarakat Bali, yang disenggarakan di lautan dan munculnya obak sebagai pengingat Akan halangan dan rintangan yang akan selalu menerpa manusia dalam melaksanakan Dharma dan Yadnya yang penuh dengan Rintangan dan dibutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam melaksanakannya . Menggunakan Teknik campuran yakni Warna yang dijepret lalu direspon untuk menghasilkan bentuk, didasari atas gagasan untuk menyatukan teknik Modern dengan pola-pola seni lukis tradisional Bali untuk menghasilkan bentuk baru tanpa mengurangi unsur Lukisan tradisional Bali dari segi bentuk dan teknis pengerjaan dan warna.

I Wayan Mandiyasa
I Wayan Mandiyasa

Biografi perupa:
I Wayan Mandiyasa lahir di Kutuh Kaja Ubud, 10 November 1982, saat ini menetap di Ubud, Menekuni seni Rupa Lukisan sejak masih kecil dengan otodidak bersama kembarannya I Ketut Sumadi. Tema-tema yang diangkat dalam karyanya tak jauh dari tradisi atau budaya masyarakat Bali. Gaya mistis dan karakteristik kedaerahan dalam ornamen-ornamen Bali menjadi ciri khas karyanya. I Ketut Sumadi telah banyak mengikuti pameran bersama, diantaranya beberapa pameran yang diselenggarakan oleh komunitas seni daerah dan beberapa Komunitas seni Tradisional di Ubud.

Arrange

Arrange

Ukuran: 54,5x61,5 cm

Media: Akrilik pada Kanvas

Tahun: 2019

Deskripsi Karya:
Arrange atau menata  adalah karya seni lukis yang menceritakan kehidupan masyarakat, pada karya ini dominan menceritakan aktivitas masyarakat yang lebih berkaitan dengan tradisi dan budaya. Arrange menceritakan sebuah rutinitas masyarakat  spiritial yang dimana dimaksud “arrange” atau menata kepercayaan, saling menghargai dan adil. Pada karya ini komposisi memang dibuat tumpang dindih dan tidak ada persepektif. Apa yang dimaksud pada karya ini adalah bagaimana kita sebagai manusia sepatutnya menjaga alam ciptanNya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kita adalah sama walaupun yang membedakan agama, suku,ras, tradisi dan budaya tetapi kita satu yaitu merah putih. Pada karya ini bersifat mengedukasi agar saling menghargai satu sama lain. Komposisi tumpang tindih terinspirasi pada komposisi seni lukis klasik wayang kamasan Bali guna mencobak menjadikan seni lukis inovatif.

I Wayan Suwarita
I Wayan Suwarita

Biografi perupa:
I Wayan Suwarita, 30 Juni 1988, saat ini ia tinggal di Badung Bali. Awal ketertarikannya belajar melukis sejak SMP,kemudian melanjutkan ke SMSR, dan menempuh ke jenjang pendidikan seni di ISI Denpasar. Sejak kuliah ia telah aktif berkarya. Karya-karya yang dibuat kebanyakan lukisan realis. Tema yang ia angkat dalam lukisannya tak jauh dari tradisi atau budaya masyarakat Indonesia. I Wayan Suwarita telah banyak mengikuti pameran bersama. Pameran yang pernah diikuti seperti di Bali, Solo, yogyakarta, Jember dan Kalimantan.

THE ANIMATION OF DOOM VOL.20 BORN

Ukuran: 94.05x94 cm

Media: Pulpen pada Kertas; digital colouring, digital collage

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Karya ini merupakan illustrasi dari interpretasi saya terhadap rasa syukur saya yang lahir dan tumbuh besar di Indonesia. Tumbuh dan lahir di salah satu kota kecil di Pulau Jawa, bertumbuh dan berkembang dengan segala macam kebudayaannya. Secara bersamaan muncul juga perasaan dimana menanti ajal dan berharap dikebumikan di tempat dimana saya pertama kali menginjakan kaki ke bumi, sebagai bentuk syukur juga, karena sudah dan selalu menjadi tempat saya mengembangkan diri dan mengeksplorasi banyak hal. Kebutuhan akan tempat tinggal dan harapan yang begitu besar terhadap ruang makro yang sudah sedemikian rupa menjadikan saya manusia seperti yang saya rasakan sekarang.

Ilham Gusti Syahadat
Ilham Gusti Syahadat

Biografi perupa:
Lahir pada 3 November 1997 dan besar di Kediri, Jawa Timur, Indonesia, Ilham sudah tertarik dengan seni sejak kecil. Ia suka menggambar, melukis, arsitektur, membuat kolase, atau apapun yang sesuai dengan imajinasinya. Tidak ada batasan dalam seninya karena dia membuat apa pun yang dia suka. Ia bukanlah seorang yang berasal dari lulusan sekolah seni, namun ia terinspirasi oleh teman-teman dan lingkungan sekitarnya dalam setiap karyanya. Pendidikan Arsitektur banyak mempengaruhi pengkaryaannya hingga sekarang. Ia telah mengikuti beberapa pameran lokal di Indonesia dan tiga pameran internasional. Karyanya selalu mengambil gaya surealis dengan sentuhan pop dan kontemporer.

Energi Kehidupan

Energi Kehidupan

Ukuran: 92.5x75 cm

Media: Media Campuran pada Kertas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Energi adalah sebuah bahan bakar yang dibutuhkan seluruh makhluk hidup yang ada dibumi, energi bisa berupa apa saja sesuai dengan kebutuhan setiap individu itu. Bicara soal energy Indonesia banyak sekali memiliki sumber daya alam yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Salah satu dari sumber daya alam yang dimiliki Indonesia adalah warisan berupa kebudayaan yang bersifat agamis dan kebudayaan agraris hingga warisan jalur rempah yang tidak ternilai harganya. Semua yang ada di Indonesia ini bisa dikatakan sebagai anugerah tuhan yang tidak dimiliki bangsa lain, jika dilihat dari kekayan bahasa, seni, budaya dan keberagaman jenis rempah rempahnya Indonesia sangat unggul, tetapi yang terjadi saat ini adalah kurangnya eksplorasi terhadap warisan itu sehingga bisa memaksimalkan fungsi dari warisan itu sendiri. Saya merasakan dan meyakini masih banyak warisan warisan berharga lainnya yang dimiliki Indonesia namun belum tereksplor secara penuh karena keterbatasan teknologi, pengetahuan atau pembacaan terhadap sejarah masa lampau yang dimiliki indonesia. Seperti contohnya masih banyaknya candi candi artefak diindonesia yang belum terungkap sepenuhnya kemudian pengolahan rempah rempah agar nantinya Indonesia tidak lagi menjual bahan tetapi produk siap pakai yang tentunya memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Ini yang saya maksud “Energi” dari konsep  sandang pangan papan jika nantinya Indonesia dapat memaksimalkan eksplorasi tentang warisan yang dimiliki Indonesia dengan asset sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusianya yang mumpuni.

Muhammad Aqil Najih Reza
Muhammad Aqil Najih Reza

Biografi perupa:
Muhammad Aqil Najih Reza lahir di Denpasar, 14 Agustus 2002, saat ini tinggal di Denpasar Bali. Pada awalnya ia mengikuti sanggar untuk belajar seni kemudian masuk SMSR Bali mengambil jurusan seni lukis modern dan saat ini ia sedang menempuh pendidikan di ISI Yogyakarta . Sejak jenjang SMK Aqil gemar sekali bereksperimen bahan, media dan teknik, baginya inspirasi ada 2 yaitu inspirasi yang datang dengan sendirinya dan inspirasi yang didapat dari sesuatu yang ada dari ketidak sengajaan seperti karya karya hasil eksperimen contohnya, bagi Aqil hasilnya selalu membuat penasaran dan tidak terduga. Selama pandemi Aqil menghabiskan waktu untuk bereksperimen dan  mengeksplorasi teknik dengan mengahadirkan lebih dari satu teknik pada karya karyanya, baginya sebuah karya akan lebih memiliki jiwa disaat memiliki keberagaman teknik, bahan dan elemen dalam satu media karena dari perbedaan itulah ada upaya penyeimbangan karakteristik tiap elemennya. Upaya penyeimbangan itulah yang akan membuat karya memiliki jiwa dan karakteristik yang kuat, karena setiap elemen saling menguatkan satu sama lain.

Kembali ke Taman Budaya