Taman Budaya Kalimantan Barat

Denting Alam

Denting Alam

Ukuran: 120x130cm

Media: Akrilik pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Alam dan simbolnya adalah satu kesatuan. Sebagai simbol yang menyatakan bunyi dan bentuk-bentuk dialam imajinasi saya. Sebuah persembahan untuk alam dan keunikannya didalam tanah tempatku berada. Alamku memberikan sebuah jalan jalan imajinasi menuangkannya dalam simbol symbol etnik nan sederhana dan tetap absurd. Membagi ruang menjadi tiga tingkat yaitu langit,pohonan dan alam air.

Bani Hidayat
Bani Hidayat

Biografi perupa:
Hidayat lahir dikuburaya pada tanggal 20 juni 1980, saat ini tinggal di kuburaya desa arang limbung. aktifitas sehari hari adalah melukis baik mural, potret dan hal lainnya. Hidayat senang melukis secara live dan didalam studio serta melukis secara on the spot alam. Dari itu juga sering memenangkan lomba lukis lokal. Saya aktif berpameran diluar daerah maupun daerah local dan pernah mendapat juara 2 terbaik lukisan dalam pameran borneo extra diksi di Kalimantan barat tahun 2019.

Berita Duka #2

Berita Duka #2

Ukuran: 150x150cm

Media: Akrilik pada Kanvas

Tahun: 2020

Deskripsi Karya:
Pandemi yang belum berakhir menimbulkan ketakutan (diwakili lewat media cetak), kekhawatiran, ingin mengkarantina diri dari virus. Simbol dua jari memberi sinyal perdamaian atau victory (kemenangan) yang pada akhirnya pasti di raih dan sebagai titik balik untuk me-restart. Background berupa sobekan kardus berpola pulau Kalimantan di mana tempat saya mengalami pandemi.

Fathul Ihsan
Fathul Ihsan

Biografi perupa:
Fathul Ihsan lahir di Pontianak, 13 Februari 1981. Sehari-hari bekerja sebagai layouter grafis di surat kabar lokal yang ada di kota Pontianak. Seni Lukis di gelutinya sejak kecil dan berlanjut ke bangku perkuliahan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Bujang & Dare

Bujang & Dare

Ukuran: 100x100 cm

Media: Akrilik pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
"Bujang dan Dare adalah symbol anak remaja di Kalimantan Barat, juga mengartikan anak-anak yang sedang beranjak dewasa, dimana mereka sudah melepaskan masa kecilnya yang bebas dan merdeka, mengenang masa silam dengan permainan tradisional. Dengan bahan seadanya, mereka sudah menemukan surge yang terindah dan kehidupan pun terasa sulit dilupakan, kini semua itu mereka dihadapkan era sekarang yang dipenuhi dengan gadget, teknologi menawarkan kemudahan-kemudahan dalam segala hal, memudahkan segala yang lama menjadi simple, dan hampir semuanya tak terlepas yang namanya teknologi. Akan hal inilah, generasi saat ini bergesar akan budayanya sendiri, permainan yang sudah menjadi meninggalkan budayanya sendiri, yang penuh dengan makna dan nasihat."

Rudiansyah
Rudiansyah

Biografi perupa:
"Rudiansyah lahir 03 Desember 1984 di Desa anjungan kab.Mempawah, hijrah ke kota Pontianak di tahun 1990. Sejak kecil senang menggambar dari sekolah dasar. Sampailah SMP ke SMA aktif mengikuti ajang perlombaan di masa sekolah sampai ke tingkat nasional cabang lomba seni lukis. Langlang buana ke pulau Jawa bersama pelukis Nur Dhami (DEMAK) dan beberapa pelukis senior lainnya. Banyak juga prestasi bidang seni rupa yang telah diraih. Juara 1 Nasional lomba kompetisi siswa (l.k.s) 2003. Dapat kesempatan beasiswa grafis sd diploma 3, mengenyam pendidikan di poliseni Jogja atas prestasi yang di raih tingkat nasional di tahun 2003, tapi kandas karena kurangnya biaya untuk pendidikan, dan akhirnya memutuskan untuk menjadi pelaku seni rupa sampai saat ini. Selalu aktif ikut pameran dalam daerah maupun nasional, membuat jasa lukis apa saja baik itu mural, desain, taman, kria, lainnya sambal berkarier dan usaha alat lukis, menjual kanvas yang diproduksi sendiri beserta easel lukis yang diproduksi sendir"

Kembali ke Taman Budaya