Taman Budaya Kalimantan Timur

RAMBANG

RAMBANG

Ukuran: 105x150cm

Media: Cat Minyak pada kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
"RAMBANG adalah kecemasan jika berkembangnya suatu daerah menjadi suatu kota apalagi menjadi Ibu Kota Negara secara umum dilihat hanya sebagai sekumpulan sumberdaya fisik yang hanya bisa digunakan sebagai “karya seni” bila didekati melalui perspektif arsitektur saja, bahwa melainkan kota dan wilayah merupakan sebuah jaringan hubungan yang kompleks dimana manusia merupakan faktor yang signifikan dalam mendorong perkembangannya menjadi suatu kawasan pemukiman yang hidup dengan penuh aktivitas ekonomi dan interaksi sosial pada masyarakat yang ada di dalamnya. Gagasan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur bukanlah perkara yang dapat terjadi secara instan bersebab demikian terjadi akibat berbagai proses organik yang mencakup para penduduk yang ada didalamnya. Seperti dua mata belati, alih-alih mencari jalan keluar problem besar yang dialami negeri ini namun juga memiliki tantangan besar pada aspek lingkungan terutama bagaimana memastikan pembangunan kota dapat tetap mempertahankan fungsi hutan, keanekaragaman hayati dan tidak merusak lingkungan. Pendek kata dengan makna lain bahwa peradaban maju tanpa menyelaraskan keseimbangan antara alam dan kebutuhan diversifikasi ekonomi akan justru mengakibatkan kehancuran. Tanpa pengelolaan yang baik pula kemewahan kebudayaan akan tergerus dan hanya akan menjadi catatan di lembaran kertas dan cerita buku sejarah di bangku sekolah saja."

Sigit Prhabu
Sigit Prhabu

Biografi perupa:
"Lahir di Lamongan pada 7 Februari 1983. Pria berdarah Jawa dengan nama lengkap Sigit Hadi Suyitno ini telah menyelesaikan studi Strata Satu di Universitas Mulawarman dengan gelar Sarjana Hukum. Tahun 2010, Ia mulai bekerja sebagi Analis Hukum Subbag. Hukum dan Tata Laksana Rektorat Universitas Mulawarman di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Sejak kuliah Ia aktif di berbagai Organisasi, dan sampai sekarang masih menjabat sebagai Pembina Unit Kegiatan mahasiswa Teater Yupa Universitas Mulawarman (2021). Selain menulis naskah drama, cerpen, puisi dan mencipta lagu, Pendiri ""Roemah Kajoe"" dan Kelompok Musik ""Rumpun Ilalang"" ini juga seorang sutradara teater. Terlibat lebih kurang dalam 100 reportoar dan tak sedikit karya yang lahir dari tangannya berhasil menjuarai festival baik sekala regional maupun nasional. Lahir dari keluarga seniman, ketertarikan pada seni rupa sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam darah dan urat nadi. Bagi Sigit Prhabu melukis adalah media kontemplasi dan jalan sunyi yang ia tempuh dalam merespon peristiwa-peristiwa humanisme, sosoal dan multikultural. “jika kata-kata sudah tidak mampu mengungkapkan pentingnya peristiwa, maka seni rupa adalah jalan kemewahan untuk meruang dan mengekspresikannya”. PENGALAMAN BIDANG SENI RUPA • Pameran Besar Seni Rupa (PBSR) Direktorat Kesenian di Samarinda (2019); • Pameran Seni Rupa UPTD. Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim (2020); • Pameran Bersama dan Workshop melukis Museum Basoeki Abdullah di Samarinda (2020); • Arttitude East Borneo Exhibition 26 Perupa, 5 Kota Kalimantan Timur (2020)."

Kebahagiaan

Kebahagiaan

Ukuran: 130x70cm

Media: Cat Minyak pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Mulai melukis sejak tahun 1994 hingga sekarang. Telah melukis di berbagai media, kanvas, kertas, dinding (mural).

Syafarawansyah
Syafarawansyah

Biografi perupa:
Keanekaragamaan nusantara menjadikan negeri ini sangat kaya akan kebudayaan keberagaman justru menjadikan identitas dan kekuatan bahwa bangsa Indonesia sangat istimewa dari negara-negara lain, baik sisi sumberdaya alam maupun manusianya. Struktur geografis pada dasarnya sangat mempengaruhi kebiasaan yang terjadi pada kehidupan di masyarakat dan mengilhami karya seni dan industri kreatif sebagai sumber penghidupan dengan mengeksplorasi membuat layang-layang pelukis mencoba mengekspresikan kesederahanaan dan hubungan kehangatan pada masyarakat kecil sebelum pandemi sebagai proyeksi kebahagiaan dan doa agar kenormalan negeri ini cepat kembali.

Kembali ke Taman Budaya