Taman Budaya Lampung

Lampung Sai Wawai

Lampung Sai Wawai

Ukuran: 120x150cm

Media: Cat Minyak pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Kesenian adalah kekayaan yang tidak ternilai, seni budaya adalah bentuk komunikasi antar suku bangsa. Lampung kaya akan beragam budaya, adat istiadat, tradisi, dan kriya. Warisan dari kerajaan Sekala Beghak, ornamen-ornamennya yang unik menceritakan kejayaan pada zamannya. Kita harus turut mengembangkan dan melestarikan budaya dan tradisi daerah kita. Seorang seniman harus memiliki filsafat seninya sendiri agar mampu mengaplikasikan pada karyanya, menghasilkan pesona baru bagi karya seni yang digarap, dan menjadi ekspresi jiwa dalam rekaman sejarah.

Ayu Sasmitha
Ayu Sasmitha

Biografi perupa:
Ayu lahir di Lampung, 23 Juli 1975. Mendalami seni secara otodidak sejak tahun 1999, Ayu aktif mengikuti pameran bersama di dalam dan di luar kota. Tahun 2017 pameran bersama koleksi galeri nasional “Kuai Jughai” di Taman Budaya Lampung, 2017 pameran bersama di Taman Budaya Medan. 2018 pameran bersama “Akulturasi” di Taman Budaya Lampung, 2018 pameran dan lelang lukisan “Peduli Palu Donggala” di Hotel NOVOTEL Lampung, 2018 Pameran bersama PALAMJAMBE di Jambi. 2019 pameran bersama di Hotel Madani Medan, 2019 pameran bersama di Hotel Belezza Jakarta, 2019 Pameran dan lelang lukisan “Peduli Pejuang Indonesia” di Hotel NOVOTEL Bandar Lampung. 2019 pameran bersama PALAMJAMBE di Jambi. 2020 pameran dan lelang lukisan “Peduli Kita Harapan Mereka” di Graha Bhayangkara Bandung. 2020 Pameran bersama di PALAMJAMBE di Jambi, dan sampai sekarang aktif mengikuti pameran secara daring.

Art Warrior

Art Warrior

Ukuran: 150x200cm

Media: Akrilik pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Sebagai perupa kita harus bisa menyemangati diri sendiri supaya bisa tetap konsisten dalam berkarya. Meski terkadang banyak kendala, kita juga perlu rehat sejenak untuk menyegarkan jiwa kita supaya dalam langkah selanjutnya bisa semakin bersemangat. Seperti pejuang yang siap berperang maju ke Medan laga, mendobrak segala rintangan dan kesulitan yang senantiasa menghadang di depan mata. Pejuang yang gagah berani menunggang kuda dengan membawa senjata. Karena ini adalah pejuang seni rupa, tentu saja senjata yang dibawanya adalah kuas.

Bunga Ilalang
Bunga Ilalang

Biografi perupa:
"Bunga Ilalang lahir dengan nama Ngatini di Kulon Progo 1969. Lulusan dari Sekolah Menengah Seni Rupa Yogyakarta 1989. Hijrah ke Lampung tahun 2000. Saat ini tinggal di Metro jl. Dr Sutomo no. 62 RT 004 RW 001 Purwoasri Metro Utara Lampung. Mulai aktif berkesenian awal tahun 2012 dan pameran pertama kali di Taman Budaya Lampung. Aktif berkarya sampai sekarang. Bunga Ilalang pernah pameran Edu Art Forum di Taman Budaya Yogyakarta (2017). Pameran Nusantara Rest Area di Galeri Nasional Jakarta (2017). Pameran alumni SMSR zona Lampung di Taman Budaya Lampung (2018). Pameran IKASRI di Pendhapa Art Space Bantul Yogyakarta (2018). Pameran Biennal Sumatera di Padang (2018). Pameran PaLamJamBe di Tanan Budaya Jambi (2018). Pameran ""Akulturasi"" di Taman Budaya Lampung (2018). Pameran ""Celah"" di Taman Budaya Lampung (2018). Pameran PaLamJamBe di Taman Budaya Jambi (2019). Pameran PPSS XXII di Taman Budaya Lampung (2019). Pameran di Gedung Sesat Metro Lampung (2019)."

Setelah Vaksin Kedua

Setelah Vaksin Kedua

Ukuran: 100x150cm

Media: Akrilik pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Dalam pameran yang diselenggarakan Taman Budaya yang bertema RESTART, saya membuat subtema “Pandemi covid-19”, dimana dalam lukisan saya ada simbol simbol seperti masker dan telur, dimana masker yang berserakan melambangkan kondisi sudah aman dari pandemi karena sudah divaksinasi kedua, lalu telur yang berserakan dan sudah pecah medeskripsikan kondisi pada saat pandemi kita semua seperti dikarantina dan tak bisa beraktifitas, dan telur pecah melambangkan kebebasan dari karantina atau PPKM atau lockdown. Secara umum lukisan saya menceritakan kondisi kehidupan saat pandemi dan setelah Vaksinasi kedua.

Firstyadi
Firstyadi

Biografi perupa:
Firstyadi lahir di Bandar Lampung, 03 November 1976, saat ini tinggal di Lampung. Sehari-hari menjadi pekerja seni desain grafis, fotografi dan melukis. Ia hobi mendesain, dan pernah memenangi lomba karikatur PEKSIMINAS Pekan Seni Mahasiswa Nasional tahun 2004, juara lomba lukis, karikatur dan poster pada PEKSIMIDA Lampung tahun 2004, pernah juara nasional desain avatar ARB tahun 2014, pernah dalam rojek mural Pemda Depok pada tahun 2018. Dan pernah .

Dimana Budayaku ?

Dimana Budayaku ?

Ukuran: 71x86cm

Media: Fiber & Akrilik

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
"Kemana saya harus berpijak? Apapun alasannya! Saya lahir dan dibesarkan di bumi ini. Apapun... terutama berbau budaya. Meskipun budaya itu sudah ada sejak nenek moyang. Namun mau tidak mau harus mempelajari dan mau belajar untuk menerima. Apalagi kita wajibmelestarikan budaya di tempat kelahiran ini. Memang sulit untuk digapai, di mengerti apalagi untuk melestarikan. Yah.. belajar dan belajar!!! Untuk menyemangati diri."

Monica Calista
Monica Calista

Biografi perupa:
"Monica Calista, lahir di Kota Metro, provinsi Lampung, 20 November 2000.Saya adalah seorang mahasiswi di Universitas Lampung. Saya pernah menjadi perwakilan Universitas Lampung untuk cabang lomba melukis di perlombaan PEKSIMINAS 2020. Mulai mengikuti pameran sejak saya lulus SMA pada tahun 2018. Pameran yang saya ikuti: 1. A Good Life for Orangutan 2019 di Jogja National Museum 2. Refresh Exhibiton 2019 di Gedung Nuwo Budayo Kota Metro 3. Pameran Sesumatra 2019 di Taman Budaya provinsi Lampung 4. Pameran Imlek 2021 di Solo Grand Mall 5. Pameran Karya Wanita Pelukis Indonesia 2021 di taman Budaya Jawa Tengah 6. Pameran Payungi Tobong Art Space 2021 di pasar Payungi Kota Metro"

Angon Bebek

Angon Bebek

Ukuran: 80x100

Media: Cat Minyak pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Nidya Edelin lahir di Bandar Lampung pada 19 Mei 2004 dan saat ini tinggal di Bandar Lampung, mempelajari seni secara otodidak. Edelin aktif mengikuti pameran bersama di berbagai acara dalam dan luar kota, diantaranya: Jakarta, Bandung, Jambi, Medan, dan Lampung. Tahun 2018 Edelin ikut dalam pameran dan lelang lukisan di Hotel NOVOTEL Bandar Lampung, pada 2019 mengikuti pameran bersama PALAMJAMBE di Jambi, di tahun yang sama mengikuti Pameran Bersama di Hotel Belezza Jakarta serta Pameran Bersama di Hotel Madani Medan. Tahun 2019 pameran bersama di Hotel NOVOTEL Bandar Lampung. 2020 Pameran bersama di Graha Bhayangkara Bandung. Sampai sekarang, aktif mengikuti pameran secara daring.

Nidya Edelin
Nidya Edelin

Biografi perupa:
Desa sangat identik dengan sejuknya alam, suara tawa anak-anak yang sedang bermain sambil mengangon bebek terdengar riang. Keakraban lekat di hati para generasi muda, mereka bermain dipenuhi canda tawa yang disertai dengan rasa saling menghargai, tolong menolong, dan ketulusan hati. Persaudaraan yang kokoh yang didapat melalui tradisi bermasyarakat. Sebuah kearifan lokal di pedesaan kunjung memudar di tengah perkembangan zaman.

MENGAYUN HARAPAN

MENGAYUN HARAPAN

Ukuran: 100x130cm

Media: Cat Minyak pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Apapun yang terjadi dalam hidup ini, baik dalam suka maupun duka, haruslah tetap semangat dan harus mempunyai harapan di masa depan.

Nurbaito
Nurbaito

Biografi perupa:
Nurbaito lahir di Desa Gisting yang ada di provinsi Lampung pada tanggal 10 Mei 1961, saat ini tinggal di Gisting. Sehari-hari menjalani aktivitas seni di rumah. Pernah mengenyam pendidikan sekolah seni rupa di D.I. Yogyakarta dan aktif ikut paguyuban Kelompok SIJI seni rupa Yogjakarta aktif sampai sekarang.

Two types

Two types

Ukuran: 150x150cm

Media: Cat Minyak pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Berbicara tentang budaya Lampung, Lampung sangatlah beragam. Mulai dari pakaian adat, rumah adat, berbagai tarian tradisional, alat musik, sumber daya alam dan berbagai kuliner. Seperti yang saya artikan lewat gambar tarian sakura yang berasal dari kata sakhuka yang diartikan penutup wajah. Tradisi budaya berasal dari lampung barat ini yang digelar setiap hari besar misal idul fitri maupun idul adha, tradisi sakura digelarkan sebagai Ajang untuk mempererat persaudaraan dan melestarikan warisan kebudayaan tradisional masyarakat setempat, tarian sakura ada dua jenis topeng yaitu sakura sakura betik dan sakura Kamak, sakura betik mengunakan kostum yang indah seperti topeng dan kain miwang dan kacamata, sementarra sakura kamak menggunakan kostum yang aneh, biasanya terbuat dari kayu.

Ongki Sanjaya
Ongki Sanjaya

Biografi perupa:
Ongki Sanjaya lahir pada tanggal 30 septembar 1995 di lampung, pertama kali mengikuti pameran lukisan di taman budaya lampung 2017 dan sampai saat ini aktif mengikuti pameran di taman budaya lampung.

Merawat Masa Lalu

Merawat Masa Lalu

Ukuran: 155x105x85cm

Media: Paralon, Kayu, Bambu dan Kain

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Betapa kreatifitas anak-anak tempo doeloe bergelut dengan tenaga, waktu, keringat, kelelahan tetapi tetap gembira ceria. Kini bergeser menjadi anak-anak generasi jemari jempol tidak disana, tidak disini suksesi dinasti silih berganti tetapi masih juga banyak yang abai tak peduli “merawat masa lalu”

Pulung Swandaru
Pulung Swandaru

Biografi perupa:
Pulung Swandaru lahir di Tanjung karang, 15 Mei 1954, Tinggal di Bandar Lampung dulu dikenal dengan sebutan tukang gambar penerangan tahun 1982 – 2000 mengikuti pameran lukisan beberapa kali di GNI, di beberapa propinsi di Sumatera dan di Taman Budaya Lampung, terkini adalah tahun 2021"

We When Stop the Activity

We When Stop the Activity

Ukuran: 120cm

Media: Media Campuran

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Situasi pandemi saat ini yang melanda Indonesia membuat semua orang mau tidak mau harus melaksanakan aktivitasnya di rumah saja dan yang membuat segala aktivitas rutin menjadi terbatas. Situasi pandemi memberikan banyak pelajaran bagi setiap manusia tentang bagaimana rasanya jenuh, terkurung dan terisolasi. Dan juga situasi ini memberikan kita pelajaran bahwa kita semua harus bersatu, kompak, kuat dan saling membantu sesama manusia untuk bisa melewati keadaan pandemi ini."

Rizki Ade Putra
Rizki Ade Putra

Biografi perupa:
Rizki, lahir di Pringsewi, Lampung, 25 Oktober 1998, anak ketiga dari tiga bersaudara. Ia berasal dari Lampung dan saat ini ngekost di Jakarta. Sehari-hari menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta. Ia memiliki hobi menggambar sejak kecil, kedua orang tua dan lingkungannya selalu mendukungnya dalam menjalankan hobinya, yang kemudian hobi tersebut menjadi suatu cita-cita yang ingin ia capai. Ia pernah menjadi koordinator acara Street Fasting#2, berpartisipasi dalam pameran virtual “Dalam Kotak”.

No Physical Distancing

No Physical Distancing

Ukuran: 140x140 cm

Media: Pensil pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
"Dengan adanya wabah pandemi yang sedang melanda saat ini, kita terpaksa melakukan tindakan physical distancing atau tindakan jaga jarak secara fisik. Tak terkecuali di tempat umum atau ruang publik, seperti tempat kerja atau ketika naik menggunakan mode transportasi umum. Biasanya berdesakan ketika menaikinya, kini semua dibatasi dengan jumlah dan jarak. Tentunya ini bukanlah suatu keadaan yang normal dan wajar. Hingga kita akhirnya merindukan suasana seperti dulu lagi. Suasana ketika pandemi belum datang melanda. Duduk, berdiri bahkan berdesakan, berhempitan sekalipun tanpa ada jarak.... No Physical distancing. "

Tonizal
Tonizal

Biografi perupa:
Toni lahir dengan nama Tonizal di Teluk Betung, 2 Desember 1969. Saat ini tinggal di Metro Jl. Dr Sutomo no. 62 RT 004 RW 001, Purwoasri Metro Utara, Lampung. Kegiatan sehari-harinya adalah Pelukis potret (drawing pencil). Mengikuti kegiatan pameran di Taman Budaya Lampung dan wilayah Lampung dari tahun 2010 dan aktif berkarya sampai sekarang.

Indahnya Alam Negeriku

Indahnya Alam Negeriku

Ukuran: 70x100cm

Media: Cat Minyak pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Beberapa tahun belakangan ini semua bangsa di Dunia bukan hanya di Indonesia sedang dilanda wabah yang sangat mengguncang perekonomian, pariwisata bahkan mental semua manusia dimuka bumi ini. Wabah Covid-19 benar-benar menghantui semua aspek kehidupan, dengan meminjam istilah seleksi alam yang sedang terjadi siapa yang kuat dialah yang bertahan. Kembali ke alam yang hijau, menghirup segarnya udara yang masih alami merupakan salah satu solusi yang bisa “mewaraskan” kembali manusia dari hujan wabah yang meresahkan.

Agus Setiyawan
Agus Setiyawan

Biografi perupa:
Agus lahir di Semarang, 2 Agustus 1979, tinggal di Lampung dan saat ini pekerjaan wiraswasta. Selain hobi, melukis salah satu kegiatan yang dilakukan sebagai obat penghilang strees dari penatnya pekerjaan sehari-hari. Dari kegaiatan mengantar anak les lukis sampai akhirnya benar-benar jatuh cinta didunia seni lukis.

Adat Tetap Adat

Adat Tetap Adat

Ukuran: 150x140cm

Media: Akrilik pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Adat adalah perilaku masyarakat yang selalu dilakukan secara rutinitas dalam menyambut upacara hari besar tertentu seperti halnya sekura adalah khas adat dari Lampung Barat, dimana masyarakatnya membuat pesta sekura guna menyambut hari kemenangan dan menyambut raja-raja. Hal ini biasa dilakukan secara turun temurun dilakukan dari leluhur dahulu kala. Sekura dalam lukisan ini untuk memperkenalkan dan mempromosikan masyarakat luas agar bisa mengenal dan melestarikan adat istiadat di Lampung agar tidak hilang dalam perkembangan zaman, hingga dapat terjaga keutuhannya

Trisnanto
Trisnanto

Biografi perupa:
Andi lahir di Lampung, 1 Januari 1980, saat ini tinggal di Lampung. Sehari-hari menjadi bagian pemasaran di Hotel Alam, Bandar Lampung. Andi hobi mendesain, dan pernah memenangi lomba Desain Poster Keluarga Berencana saat SMA. Desain-desain poster Andi pernah dipamerkan dalam Pameran Bersama di Taman Budaya Provinsi Lampung pada tahun 2005, dan rajin mengikuti pameran hingga tahun 2019.

Simulakra Kelana Sulcata

Simulakra Kelana Sulcata

Ukuran: 100x130cm

Media: Akrilik pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Sulcata adalah kura-kura pacu Afrika, interpretasi diri sang pelukis, mengilustrasikan sosok pendiam, tidak mengeluh atas keadaan yang terjadi. Sulcata adalah harapan panjang meskipun berjalan pelan. Topeng Kelana merupakan simulakra, manifestasi yang terus mencari jati diri dan masih dibayang-bayangi oleh hawa nafsu duniawi. Susunan rumah yang berada di atas tempurung kura-kura menggambarkan harapan orang-orang di sekitar, bahwa tidak ada pundak tanpa beban. Setiap ujian menentukan kelas perjuangan, tantangan yang terus dipanggul dan berupaya mewujudkan. Daratan yang terbang di langit sebuah geografi yang berganti, sebuah teritorial yang mungkin untuk dijajaki. Hidup adalah perjalanan, sebuah proses panjang menemukan kebijaksanaan.

Anggi Sidiq Prayogi
Anggi Sidiq Prayogi

Biografi perupa:
Anggi Sidiq lahir di Lampung, 28 Mei 1997, setelah lulus pada tahun 2019 dari studi Pendidikan Seni Rupa di Universitas Negeri Yogyakarta, sekarang berdomisili di Lampung dan sehari-hari menjadi guru seni di SMK Muhammadiyah 1 Metro. Anggi Sidiq telah mengikuti berbagai pameran kolektif seperti di Galery Seni rupa UNY, Jogja Nasional Museum, dan Taman Budaya Lampung.

Kembali ke Taman Budaya