Taman Budaya Sumatera Selatan

NEO CITY

NEO CITY

Ukuran: 70x45cm

Media: Cat Minyak pada Banner Bekas

Tahun: 2020

Deskripsi Karya:
Dilukis datas banner bekas yang sudah dibuang, yang sudah ada gambar, tulisan dan warna (ada bendera Thailand di sudut kanan atas yang masih terlihat). Melukis menjadi proses merespon keadaan kanvas, dengan meminjam bahasa peta, garis jalan, sungai dan bidang lahan atau bangunan. Alif ingin bercerita bagaimana alam bumi, kota ini menjadi bahan kontestasi manusia, hitam sebagai lahan yang mati, putih sebagai harapan, merah garis kekuasaan, biru alam yang terus mengalir, kuning kecemburuan yang selalu ada, hijau yang memudar dan abu-abu, ketidak-tegasan, tidak hitam (benar) tidak putih (salah). I knew I can´t save the world, I´m just a painter, tapi paling tidak dengan lukisannya bisa mengubah sesuatu, walau tak bisa banyak, dari sampah (waste) menjadi lukisan (art). Neo sendiri diambil dari nama karakter favorit saya The Matrix, yang ia pinjam konsep peperangannya.

Alif Priyono
Alif Priyono

Biografi perupa:
Lahir di Palembang, tinggal di beberapa negara lain selama 20 tahun, kembali ke Palembang sejak 2018, memulai bisnis kafe dan art gallery. Alif merupakan seniman daur ulang yang mengubah bahan bekas (sampah), banner bekas, karung beras, kantung semen dll. menjadi lukisan. Saat ini sedang mengadakan pameran tunggal di Taman Budaya Sriwijaya yang menampilkan 150 lukisan, dengan judul pameran WASTE>ART, semua dari bahan bekas. Ia merupakan alumni Arsitektur UI jurusan Urban Planning dan akan mengadakan event Art & Architecture, sementara sedang mengerjakan kolaborasi art project The Conversation bersama seniman Jepang. Ia full time seniman, memiliki sejumalah galeri yang tersebar di beberapa kota seperti Palembang, Depok, Jakarta dan Tangerang, ia juga terhitung pelukis paling prolific se-Palembang, yang dalam kurun 3 tahun di Palembang sudah membuat 1000 lukisan lebih.

Pi-o-nir

Pi-o-nir

Ukuran: 84x69cm

Media: Akrilik pada Kanvas

Tahun: 2021

Deskripsi Karya:
Jalan kehidupan masa dulu – masa yang akan datang, memiliki sejarah masa kegelapan dan terang. fenimena saat ini, jalan kehidupan semakin diambang ketepurukan, masa yang sulit penuh dengan dilema kehidupan dari segi ekonomi, sosial-politik, budaya dan agama. Apalagi di era digital informasi semakin tak terjelaskan yang benar dan yang tidak benar. Akan ada masa pembuka jalan pi-o-nir untuk tatanan baru disegala aspek sendi-sendi kehidupan. Membaca strategi membuka–membangun pintu peradapan yang telah ada dimasa kejayaannya sebagai tanda perubahan, maka dari itu iqra – bacalah.

Idris
Idris

Biografi perupa:
M. Idris lahir di palembang tahun 1984, dan lulusan dari ISI Yogyakarta (2010). Saat ini sedang aktif sebagai pengajar dan juga aktif di sanggar Ganesha Art Group mengembangkan karya seni lukis laker serta kerajinan laker di kota palembang. Hobi memancing sebagai refreshing melepas penat dari kesibukan dan penyegaran untuk idea-idea baru. Kegiatan yang telah dijalani tahun 2019 yaitu PKM Dikti Pengembangan Desain Seni lukis laker sanggar Ganesha Art Group Palembang menjadi produk seni kerajinan sebagai upaya meningkatan ekonomi produktif yang kreatif tahun ke-1 dari rencana 1 tahun. M. idris pernah dipercaya sebagai Pamong seni lukis laker khas Palembang di Taman Budaya Sriwijaya. Diakhir kegiatan pelatihan seni dilakukan Resital Seni Taman Budaya Sriwijaya tahun 2017 M. Idris lahir di palembang tahun 1984, dan lulusan dari ISI Yogyakarta (2010). Saat ini sedang aktif sebagai pengajar dan juga aktif di sanggar Ganesha Art Group mengembangkan karya seni lukis laker serta kerajinan laker di kota palembang. Hobi memancing sebagai refreshing melepas penat dari kesibukan dan penyegaran untuk idea-idea baru. Kegiatan yang telah dijalani tahun 2019 yaitu PKM Dikti Pengembangan Desain Seni lukis laker sanggar Ganesha Art Group Palembang menjadi produk seni kerajinan sebagai upaya meningkatan ekonomi produktif yang kreatif tahun ke-1 dari rencana 1 tahun. M. idris pernah dipercaya sebagai Pamong seni lukis laker khas Palembang di Taman Budaya Sriwijaya. Diakhir kegiatan pelatihan seni dilakukan Resital Seni Taman Budaya Sriwijaya tahun 2017

Kembali ke Taman Budaya