Revolusi Sambil DudukDurasi: 04:35Oleh: Bhakti Tanza LutfiAsal: Bogor
Deskripsi:“Revolusi Sambil Duduk” merupakan bentuk tanggapan perupa terhadap kondisi prihatin yang melanda kita semua terutama bersinggungan dengan Hak Asasi Manusia. Jika kita sadari, manusia sebagaimana hakikatnya disinggungkan dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai standar umum keberhasilan semua manusia dan semua bangsa, terutama tertulis pada pasal 25 Ayat 1, berbunyi ;
“Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkannya kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.”
Dalam masa sulit seperti sekarang ini, kita semua sedang diuji. Kebingungan dan keresahan yang kita rasakan terutama bagi perupa pribadi begitu sangat mendalam. Menghadapi kebuntuan jalan yang cukup panjang, seakan terlalu takut sekedar membuka pintu untuk bertahan hidup, juga terlalu sesak dan sekarat dengan kondisi pintu yang terpaksa tertutup. Isi kepala berputar tanpa henti setiap harinya, seringkali melemah, bagian utama pusat organ tubuh manusia ini tersendat hingga minim mengutarakan apapun, terbungkam, tak jelas, hingga luapan ekspresi yang kritis eksistensi. Memutar otak, namun tetap berusaha menjaga kewarasan dalam kondisi carut marut dewasa ini. Hingga pada akhirnya persona ini beruntung menemukan satu momentum (idul fitri) yang bersifat praksis, latar belakang keluarga dan kondisi lingkungan yang kental dengan sisi religius setidaknya sedikit kembali menguatkan semangat jiwa. Pada akhirnya, masing-masing individu akan menemukan apa yang selama ini membelenggu. Percaya dengan akhir yang lebih baik. Berjalan penuh ragam, dan kita sebagai manusia yang dikodratkan untuk saling berinteraksi sesama manusia lainnya, perlu memiliki kesadaran lebih untuk ‘bersatu’ menguji rasa solidaritas, bergotong-royong menjaga satu sama lainnya demi kepentingan bersama dan untuk menciptkan situasi ke arah yang lebih baik lagi. Sikap saling menghormati dan menghargai adalah kunci.