Segenggam Batu untuk Sisa Rumah Durasi: 02:56 Oleh: Delpi Suhariyanto Asal: Bandung
Deskripsi: Karya ini adalah karya performans site-spesific dengan metode partisipatoris yang menggunakan kamera gawai sebagai medium utamanya. Delpi mengajak audiens untuk berkumpul di Monumen Perjuangan yang lalu berpindah ke Taman Pasupati pada pukul 11 malam dan menyediakan batu yang diambil dari bekas penggusuran Taman Sari RW 11 Bandung yang digusur secara represif pada 12 Desember 2019. 2 situ tersebut dipilih karena merupakan tempat bekas penggusuran. Audiens yang datang (Ketika itu berjumlah 12 orang) diberi instruksi untuk memukul fasilitas yang ada seperti pagar, telefon umum, tempat duduk, tegel, sign system, atau mungkin memukuli jalan dan tembok sekitar sehingga menimbulkan bekas pukulan (rusak) pada fasilitas atau situs yang direspon. Aksi tersebut dilakukan sembari tiap partisipan merekam tangan mereka menggunakan kamera gawai masing-masing dengan flash gawai yang dinyalakan. Aksi tersebut berlangsung selama kurang lebih 30 menit lalu pindah ke situs selanjutnya di Taman Pasupati dan melakukan instruksi yang sama. Setelah performans tersebut, video dari masing-masing audiens dikumpulkan dan dikomposisikan ulang melalui proses editing menggunakan perangkat lunak komputer.



Dengan pendekatan seni media, Delpi menggunakan kamera gawai untuk dapat menjadi instrumen menyampaikan ketimpangan ruang yang ada di Kota Bandung dengan meminjam simbol dari wilayah konflik agraria yaitu Tamansari RW 11 Bandung. Dalam karya ini Delpi ingin merekonstruksi performans tersebut yang serupa dengan aksi vandal lalu dipindahkan ke ruang maya sesaat (Diunggah ke akun instagram tiap audiens, akun instagram delpi, & akun instagram prfrmnc.rar) dan ketika pameran, dipresentasikan sebagai sebuah satu kejadian utuh dengan mensejajarkan videonya dalam single-channel video agar dapat terasa bahwa video ini terjadi dalam satu waktu.



Selain sebagai bentuk solidaritas Delpi ke warga Tamansari RW 11, karya ini hadir di tengah pandemi sebagai gambaran ekspresi yang dapat dilakukan oleh siapapun dengan kamera gawai. Kamera gawai digunakan secara vernakular dengan hasil visual yang kasar dan tak beraturan agar dapat ditangkap sebagai suatu kemudahan dalam proses pencipataannya sehingga publik dapat berpikir ulang bagaimana kamera gawai sebagai media paling dominan saat ini dapat ikut ambil bagian dalam penciptaan karya seni maupun instrumen politik.
TAMPILKAN DESKRIPSI