KLOTEKAN
Durasi: 01:59
Oleh: PHK (Pemuda Harapan Kampung)
Asal: Tuban, Jawa Timur
Deskripsi:
ramadhan merupakan bulan istimewa bagi warga desa kami, desa dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Selain hanya berlomba lomba mengumpulkan pahala pada siang hari yaitu dengan berpuasa dan berbuat baik kesesama, dimalam hari kita berlomba lomba untuk membuat musik semerdu mungkin dengan alat alat musik seadanya guna membangunkan orang untuk sahur, yang kerap kita sebut KLOTEKAN.
Namun ditahun ini ramadhan cukup berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Ramadhan kali ini cukup sepi karena adanya pandemi COVID-19 yang mengharuskan kita untuk diam dirumah dan membatasi diri untuk tidak berkumpul. Tentu saja situasi seperti ini secara otomatis membuat aktivitas KLOTEKAN yang notabenenya berkelompok terancam tiada. Namun kita tak patah semangat, kita Kelompok Harapan Kampung atau kerap disebut PHK yang merupakan paguyuban inisiatif warga yang bekerja dalam aplikasi proses kreatif dan efektif dibidang sosial budaya. Pemanfaatan waktu untuk saling melempar ide berujung membuat sebuah akal-akalan dengan merespon sepeda sebagai alat bantu membunyikan berbagai instrument bunyi secara teratur. Hasil uji coba ini cukup hanya dilakukan seorang diri serta tak meninggalkan spirit lokalitasnya, yaitu dengan menghadirkan beberapa alat musik sederhana yang terpasang di sepeda. Media yang digunakan berawal dari benda sederhana, diantara lain berupa bak plastik, 2 kentongan bambu, botol kaca dan tamborine dari tutup botol minuman bersoda.
Namun ditahun ini ramadhan cukup berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Ramadhan kali ini cukup sepi karena adanya pandemi COVID-19 yang mengharuskan kita untuk diam dirumah dan membatasi diri untuk tidak berkumpul. Tentu saja situasi seperti ini secara otomatis membuat aktivitas KLOTEKAN yang notabenenya berkelompok terancam tiada. Namun kita tak patah semangat, kita Kelompok Harapan Kampung atau kerap disebut PHK yang merupakan paguyuban inisiatif warga yang bekerja dalam aplikasi proses kreatif dan efektif dibidang sosial budaya. Pemanfaatan waktu untuk saling melempar ide berujung membuat sebuah akal-akalan dengan merespon sepeda sebagai alat bantu membunyikan berbagai instrument bunyi secara teratur. Hasil uji coba ini cukup hanya dilakukan seorang diri serta tak meninggalkan spirit lokalitasnya, yaitu dengan menghadirkan beberapa alat musik sederhana yang terpasang di sepeda. Media yang digunakan berawal dari benda sederhana, diantara lain berupa bak plastik, 2 kentongan bambu, botol kaca dan tamborine dari tutup botol minuman bersoda.
