Perupa

Agus Djaya (1913-1994)

Agus-Djaya-1913-1994-Kuda-Lumping

Kuda Lumping

1950

Cat minyak pada kanvas

106 x 150 cm

Koleksi Galeri Nasional Indonesia.

Agus Djaya dikenal dengan pandangannya tentang seni rupa Timur dan berhasrat untuk menemukan ciri keindonesiaan dalam karya seni rupa. Terlihat dalam tema-tema karyanya banyak menggali akar budaya Indonesia, seperti legenda, cerita rakyat, dan tari tradisional.

Dalam karya "Kuda Lumping”, dilukiskan seorang penari yang berdiri dalam pose menari yang terkesan dinamis, mengenakan baju loreng merah putih dan bercelana kuning menaiki kuda lumping (kuda pipih terbuat dari anyaman bambu yang diwarnai dan dihias dengan pola-pola dekoratif). Pada latar belakang tampak seorang pawang berpakaian putih biru sedang memegang Pecut. Selain itu, tampak juga penabuh gendang dan peniup terompet.


Kuda Lumping

1950

Oil on canvas

106 x 150 cm

Collection of the National Gallery of Indonesia.

Agus Djaya is known for his views on Eastern art and his desire to find Indonesian characteristics within artworks. It can be seen from his works that mostly explore the roots of Indonesian culture, such as legends, folklore, and traditional dances.

In the work "Kuda Lumping", a dancer is standing in a dance pose that seems dynamic, wearing a red and white striped shirt and yellow pants riding a kuda lumping (a flat horse made of woven bamboo that is colored and decorated). Behind him, a handler dressed in white and blue is holding a whip. There are also drummers and trumpeters.