only for private views
Durasi: 03:28
Oleh: Igi Anjangbiani
Asal: Bandung
Deskripsi:
Self depricating adalah cara saya untuk berdamai dengan diri sendiri & berdamai dengan keadaan. self deprecating adalah tindakan dengan rendah hati mengkritik atau mencela diri sendiri dengan nada humor . Maka dari itu yang saya tampilkan adalah saya yang merespon hal berbau seni rupa (dan dampak yang timbul karena pandemi) dengan sudut pandang self depricating & di tampilkan secara komedi.
Media rekam dengan format instastory saya pilih karena instastory sudah sangat dekat dengan kehidupan sosial , menjadi hal lumrah yang saya harap bisa memperkecil jarak dengan audience . Instastory juga membuat seakan akan ada kuasa atas pilihan dari pihak si apresiator , karena adanya durasi yang nampak . Apresiator seakan mengetahui panjang durasi video . Juga dengan format ini saya membuat narasi yang tidak linear , sehingga apresiator bisa mulai dan berhenti di durasi manapun tanpa kehilangan esensi dari karya . Ini saya lakukan juga atas responsi dari permasalahan klasik soal durasi , kuasa apresiator & ruang pamer dalam karya karya video art . Dengan maraknya pameran seni rupa secara daring , posisi video art yg di tampilkan di luar ruang pamer (fisik) jadi sangat menarik . Apakah ekslusivitas dan legitimasi
seni dalam karya video art jadi bergeser ? Atau justru tidak ada yg berubah ?
Media rekam dengan format instastory saya pilih karena instastory sudah sangat dekat dengan kehidupan sosial , menjadi hal lumrah yang saya harap bisa memperkecil jarak dengan audience . Instastory juga membuat seakan akan ada kuasa atas pilihan dari pihak si apresiator , karena adanya durasi yang nampak . Apresiator seakan mengetahui panjang durasi video . Juga dengan format ini saya membuat narasi yang tidak linear , sehingga apresiator bisa mulai dan berhenti di durasi manapun tanpa kehilangan esensi dari karya . Ini saya lakukan juga atas responsi dari permasalahan klasik soal durasi , kuasa apresiator & ruang pamer dalam karya karya video art . Dengan maraknya pameran seni rupa secara daring , posisi video art yg di tampilkan di luar ruang pamer (fisik) jadi sangat menarik . Apakah ekslusivitas dan legitimasi
seni dalam karya video art jadi bergeser ? Atau justru tidak ada yg berubah ?
