Emisi 1964 Series 1 Animasi 2020 Durasi: 00:41 Oleh: Ghalif Putra Sadewa Asal: Yogyakarta
Deskripsi: Hauskeller (2015) dalam bukunya Seni-Apa itu?, berargumen bahwa penciptaan suatu karya atas peristiwa jika diberikan peluang merupakan salah satu cara mewujud-nyatakan kebenaran diri. Kebenaran dalam konteks visual terkait akan informasi yang mengandung makna. Inilah gagasan awal saya membuat karya motion graphic dari berbagai emis uang kertas Indonesia. Uang kertas dipilih sebagai medium karena hubungan peluncuran tahun emisi dan tanda visual terjalin sangat erat. Ilustrasi dan teks mampu mewakili peristiwa yang terjadi. Sebut saja pecahan 50.000 rupiah emisi 1999 menandai masa peralihan dari Orde Baru menuju Reformasi. Bukan saja karena kondisi masyarakat kala itu sedang tercabik- cabik oleh situasi ekonomi, tetapi sosial juga moral. Pemilihan latar belakang pengibar bendera sekaligus bukti nyata pemersatuan kembali seluruh elemen masyarakat Indonesia lewat visual kebersamaan, bersatu padu mengibarkan Merah Putih. Rupiah adalah bukti nyata jati diri bangsa dan integritas yang melekat ke manapun masyarakat berada. Wujudnya hadir menjadi pendaulat di tengah masyarakat dan berkembang mendukung perekonomian kita. Beragam simbol acap kali diluncurkan sebagai terobosan tiap tahun edarnya. Melalui emisi uang rupiah, negara kembali mempertegas semangat pahlawan-pahlawan yang membawa kemerdekaan melalui keberagaman. Inipun sebagai bentuk inisiasi untuk mengajak masyarakat tanah air memupuk rasa persatuan, dan mengundang kembali rakyat Indonesia untuk mengingat jati diri bangsanya. Gambar pada lembar uang kertas merupakan laporan visual jalannya kebijakan atau tujuan politik pemeritahan atau kondisi faktual negara periode emisi itu keluar. Di sinilah kemudian uang kertas digunakan sebagai alat penanda kekuasaan yang terkadang berbanding terbalik dengan situasi lapangan. Desain grafis komunikasi yang syarat isu politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan terus saja berdengung dan menempel pada setiap individu di saku baju atau celana. Nyatanya, gambaran besar informasi yang fundamental bisa diakses siapapun dari uang kertas hanyalah angan semata. Motion graphic ini kemudian memotret hal lain yang sebenarnya terjadi saat ini. Tawaran dan informasinya tentu saja berseberangan sebagai alat pembayaran yang sah. Namun bukan perkara ini yang sedang saya bicarakan, melainkan bagaimana komodifikasi sesungguhnya terjadi pada setiap landmark uang kertas. Persoalan lainnya, bagaimana membawa nilai tradisi ke dalam kehidupan global, menyangkut visi dan misi pengembangan kesenian kita. Jika dalihnya adalah wujud kepedulian untuk ikut melestarikan warisan tentu tidak berhenti dalam nominal saja. Saya melihat relevansi teknologi film dalam rangka memperluas definisi hingga pemahaman tentang gambar dalam uang kertas. Uang sebagai piranti pertunjukkan dan distribusi penguasa dan uang sebagai sistem kepercayaan yang ditanamkan secara massif melalui material visualnya.
TAMPILKAN DESKRIPSI