Biodata Kurator

Asikin Hasan

Asikin Hasan

Lahir di Jambi, lulusan Jurusan Seni (Patung) Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung. Sempat mengikuti workshop kurator di sejumlah museum: Tokyo, Hiroshima, Kyoto, dan Fukuoka (1999). Ia membuat penelitian tentang Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia; menulis tentang pematung G. Sidharta Soegijo pada Art and Asia Pacific (jurnal seni rupa di Australia); menulis resensi pameran seni rupa di Harian Umum KOMPAS, The Jakarta Post, Tempo, serta Jurnal Visual Arts dan C Arts.

Pernah menjadi wartawan Majalah Berita Mingguan TEMPO untuk Biro Jawa Barat (1991—1994); Kurator Galeri Lontar (kini Galeri Salihara, Komunitas Salihara, Jakarta) pada 1996—sekarang; pengamat ARS-01, Pameran Seni Kontemporer Internasional KIASMA, Helsinki, Finlandia (2001); dan Dewan Kurator Galeri Nasional Indonesia (2013—sekarang). Ia juga menjadi kurator dalam sejumlah pameran dalam skala nasional dan internasional.

Bayu Genia Krishbie

Bayu Genia Krishbie

Lahir tahun 1986 di Bandung, meraih gelar Sarjana Desain dalam bidang studi Kriya Tekstil dari FSRD Institut Teknologi Bandung pada 2008. Bekerja di Galeri Nasional Indonesia sejak 2010 sebagai staf koleksi dan dokumentasi, hingga kemudian ditugaskan sebagai kurator in-house sejak 2014.

Terlibat dalam rangkaian lokakarya pengembangan kuratorial Condition Report yang diorganisir oleh Japan Foundation Asia Center pada 2015—2017 di Jakarta, Manila, Bangkok, dan sejumlah kota di Jepang. Beberapa pameran yang pernah ditangani antara lain “Mode of Liaisons” di Bangkok Art and Culture Center (2017), “Resipro(vo)kasi: Praktik Seni Rupa Terlibat di Indonesia Pascareformasi” di Galeri Nasional Indonesia (2017) sebagai bagian dari program Condition Report Japan Foundation Asia Center; “Manifesto 6.0: Multipolar” di Galeri Nasional Indonesia (2018), “Pameran Seni Rupa Koleksi Nasional #2: Lini Transisi” di Galeri Nasional Indonesia (2019), Festival Seni Media Internasional “Instrumenta 2: Machine/Magic” di Galeri Nasional Indonesia (2019), dsb.

Rizki Akhmad Zaelani

Rizki Akhmad Zaelani

Lahir di Bandung, 27 Desember 1965. Menempuh pendidikan Seni Rupa - Fakultas Seni Rupa & Desain ITB (1992; 2016). Mengikuti Workshop Kekuratoran COCI ASEAN & Asia Link - Australia, Kuala Lumpur (1995); Workshop Kekuratoran The Japan Foundation, Jakarta (1997); Residensi Kekuratoran, Toshio Shimizu - Independent Curator Office, Tokyo (1998); dan Residensi Kekuratoran, Fukuoka Asian Art Museum, Fukuoka (1999).

Merupakan Kurator Galeri Soemardja FSRD ITB (1992-1997); Kurator Penasihat Selasar Sunaryo, Bandung (2005-2013); bergabung bersama Jim Supangkat dalam Independent Curator Office, Jakarta (1997-2005); serta anggota Dewan Kurator Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2008 - sekarang).

Hingga saat ini aktif dalam berbagai proyek kuratorial pameran, nasional dan internasional: Pameran Tunggal Sudjana Kerton, Ahmad Sadali, G. Sidharta Soegijo, Barli Sasmitawinata, Anusapati, Teguh Ostenrik, Tisna Sanjaya, Nyoman Erawan, FX Harsono, Nindity Adipurnomo, dsb; BAE’s Bandung Biennale (2001), Art Summit Indonesia (2004), Jakarta Biennale (2006), MANIFESTO-Galeri Nasional Indonesia (2008, 2010, 2012, 2014, 2016, 2020), Jakarta International Photo Summit (2011, 2014), “Doppio Sogno dell’Arte. 2RC tra artista e artefice”, Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Bali (2010), proyek pameran internasional Galeri Nasional Indonesia di Malaysia (2007), Filipina (2009), Thailand (2008), Vietnam (2010), Aljazair (2011), Myanmar (2012), USA (2013), Australia (2014), Jerman (2015), Pameran Seni Rupa, dsb.

Pengelola kegiatan tahunan “Seminar Estetik - Galeri Nasional Indonesia (2015-2018), (2018); Seminar Sejarah Seni Rupa Indonesia (2018); ART VERSES: Workshop Apreasiasi Seni untuk Publik, Bandung Connex - Orbital DAGO (2018).

Suwarno Wisetrotomo

Suwarno Wisetrotomo

Dilahirkan di Kulon Progo, 10 Januari 1962 (karena kesalahan administrasi, di seluruh dokumen resmi tertulis 29 April 1962). Menyelesaikan pendidikan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta (S1); Pascasarjana (S2) Program Studi Sejarah di Universitas Gadjah Mada; dan (S3) di Program Studi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada.

Menjadi pengajar di Fakultas Seni Rupa, dan Pascasarjana ISI Yogyakarta; di Prodi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa (PSPSR) Sekolah Pascasarjana UGM. Menjadi Ketua Prodi Seni Program Magister, Pascasarjana ISI Yogyakarta (2015-2020); Menjadi Asisten Direktur 1 (Bidang Akademik) Pascasarjana ISI Yogyakarta (2020-sekarang).

Buku terbaru: KURATORIAL – Hulu Hilir Ekosistem Seni, Penerbit NYALA, Mei 2020. Kemudian buku OMBAK PERUBAHAN – Problem Sekitar Fungsi Seni dan Kritik Kebudayaan, Penerbit NYALA, Juli 2020. Buku KUASA RUPA-KUASA NEGARA: Kurator di Antara Tegangan Pasar dan Kekuasaan, Penerbit Buku Baik, Juli 2021.

Aktivitas lain: Menjadi Anggota Dewan Kebudayan DIY (2009-2013); Ketua Tim Juri bidang Seni “Anugerah Kebudayaan” dari Gubernur DIY (2018, 2019, 2020, 2021), dan Anggota Dewan Kebudayaan DIY (2020-2023). Memiliki program #SUWARNOBICARA yang berisi paparan ringkas proses kreatif para seniman/perupa, dapat diikuti pada channel YouTube dengan link https://bit.ly/35fd9ee.

Teguh Margono

Teguh Margono

Lahir pada 20 April 1981 di Sleman, Yogyakarta. Lulusan Program Studi Seni Rupa Murni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta (2007). Pernah bekerja sebagai pengajar di sanggar seni rupa, kemudian mengabdikan diri di Galeri Nasional Indonesia sejak 2014 dan kini menjabat sebagai kurator in-house. Telah mengkuratori berbagai pameran di Galeri Nasional Indonesia, seperti Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia MANIFESTO 6.0 “MULTIPOLAR: Seni Rupa Setelah 20 Tahun Reformasi”, Pameran Seni Gambar “Merandai Tanda-tanda Zaman” (2019), Pameran Seni Rupa "Wajah Indonesia" (2019), dan Festival Sketsa Indonesia “Sketsaforia Urban” (2019), dan sebagainya.