"Berjuanglah terus, korban tjukup banjak"
BAPAK SUDIRMAN, PAHLAWAN PANGLIMA BESAR
Patung Jenderal Sudirman yang dikerjakan oleh Hendra Gunawan dan Sanggar Pelukis Rakyat pada tahun 1950 merupakan salah satu karya patung publik awal yang bersejarah di Yogyakarta. Patung setinggi 4 meter yang dipahat dari satu batu andesit utuh ini menampilkan sosok Jenderal Sudirman lengkap dengan atribut khasnya, mengenakan jubah tebal, memakai ikat kepala, berdiri dengan sebelah tangannya bertumpu pada sebuah tongkat. Walaupun dikerjakan dengan gaya realistik, Hendra memberikan kesan ekspresif pada tekstur dan lekukan tubuh serta pakaian sang Jenderal.
Patung yang berada di kawasan Gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan simbol penghargaan juga pengingat atas keteladanan Jenderal Sudirman, pemuda pemberani yang terpilih menjadi Panglima Besar pertama Tentara Nasional Republik Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan di mana ketika itu ibu kota negara berada di Yogyakarta. Sudirman layak direpresentasikan sebagai model sosok “pahlawan ideal” yang memiliki sifat-sifat mulia seperti tegas, teguh pendiriannya, jujur, keras, berwibawa, humanis, bersahaja, serta disegani dan dicintai rakyatnya. Pidato beliau pada kongres Persatuan Perjuangan di Purwokerto yang ikonik dikenang oleh bangsanya hingga hari ini, “Lebih baik diatom daripada merdeka kurang dari 100 persen.”
Lokasi/Alamat lengkap: Plaza Depan Gedung DPRD Provinsi Yogyakarta, Jln. Malioboro No. 66 Yogyakarta.